Esposin, BOYOLALI--Lagu Ojo Dibandingke sangat viral di Indonesia setelah dinyanyikan langsung di depan Presiden Jokowi saat acara HUT Ke-77 RI, di Istana Negara.
Pada Rabu (24/8/2022), Esposin berkesempatan diajak Abah Lala untuk melihat ruangan studionya yang bergabung dengan rumahnya di Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Boyolali. Ruangan itu menjadi saksi bisu Abah Lala saat menciptakan lagu Ojo Dibandingke selama satu pekan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
"Iya disini saya buat lagunya, lagu yang viral se Indonesia," ujar dia kepada Esposin sambil tersenyum melihat monitor di depannya, Rabu (24/8/2022).
Studio tersebut luasnya tidak lebih sembilan meter persegi.
Di dalamnya, Abah Lala memajang Hak atas Kekayaaan Intelektual (HAKI) lagu Ojo Dibandingke pada (18/8/2022) dari Kemenkumham (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia).
Tak hanya itu, di studio itu juga dipajang Silver Youtube, dan penghargaan lainnya, serta tulisan dan foto Abah Lala.
Abah Lala menjelaskan ia menciptakan lirik lagu tersebut dari pengalaman pribadi temannya.
Semua lirik lagu Ojo Dibandingke ia tulis sendiri, "Iya saya tulis, tapi mbuh ilang mbuh ora, wong ning menu makan pinggir kono [tidak tahu masih ada atau tidak, karena menulisnya di warung makan pinggir sana]," ucap Abah Lala.
Saat di studio, Abah Lala juga sempat memberikan bocoran lagu yang segera dirilisnya. Ia mengatakan akan ada tiga lagu terbaru yang dirilis Abah Lala dalam waktu dekat ini.
Sembari ditontonkan spoiler video klip terbaru, Abah Lala menceritakan pemeran dalam video yang akan dirilis adalah warga yang tinggal sekitar rumah dia.
Lokasi syuting nya juga berada di dekat rumah Abah Lala. Esposin menanyakan apakah makna lirik lagu terbarunya berasal dari pengalaman pribadi, Abah Lala membenarkan itu dengan menganggukan kepala.
Setiap rilis lagu, Abah Lala diketahui selalu memasukkan instrumen gedruk dalam lagunya. Ia mengaku juga akan tetap memasukkan instrumen gedruk di dalam rilis terbaru nya.
"Lha kan musik genre saya memang seperti itu," jelas Abah Lala.
Abah Lala menjelaskan kebanyakan warga di desanya berjiwa seni gedruk, termasuk dirinya sendiri. "Iya, memang dari awal pertama, adanya itu, keri-keri [saat ini] tinggal variasi," papar dia.