Esposin, WONOGIRI -- Kios pedagang di Terminal Tipe A Giri Adipura, Kabupaten Wonogiri, kini semakin sepi. Pembangunan tak terkonsep matang sejak awal dianggap berdampak pada sepinya kios.
Pantauan Esposin di lapangan, Jumat (15/4/2022), hampir seluruh kios pedagang di area selatan terminal tutup. Beberapa teras kios dijadikan parkir sepeda motor. Beberapa kios lainnya difungsikan menaruh gerobak, meja, dan kursi seolah tak dirawat pemiliknya.
Hanya ada satu pedagang yang masih membuka warungnya. Letaknya paling pojok di dekat gerbang kedatangan penumpang dan area masjid. Pedagang itu bernama Ana. Ia mengaku berdagang di sana sejak 2015 atau sesaat setelah eks Terminal Krisak menjadi terminal induk.
Baca Juga: Kumuh, Eks Terminal Giri Adipura Wonogiri untuk Parkir Kendaraan Berat
Ana menjadi satu-satunya orang yang sendirian menempati kios pedagang di selatan terminal. Pemiliki kios lainnya memilih tutup usai tak kunjung adanya calon pembeli yang datang.
"Banyaknya kios yang tutup karena penempatan bangunannya yang hampir tak terjamah pembeli maupun penumpang bus di terminal," katanya saat ditemui Esposin, Jumat (15/4/2022).
Di tahun 2017, sejumlah pedagang direlokasi ke kios bagian dalam terminal. Tapi jumlahnya tak seberapa, khusus bagi penjaja kelontong dan makanan siap saji. Salah satunya Hanis. Ia menjual makanan ringan dan oleh-oleh di kios bagian dalam terminal, yakni di tempat kedatangan dan perginya bus pertama kali.
Baca Juga: Pemanfaatan Tak Jelas, Lahan Bekas Terminal Giri Adipura Wonogiri Kumuh
Ia mengaku sempat berjualan di kios selatan terminal pada 2015. Lantaran sepi, selang dua tahun kemudian ia berpindah bersama sejumlah pedagang lainnya dengan perjuangan yang tak mudah.
“Dulu, setelah Terminal Krisak dan terminal induk bersatu, semua pedagang ditempatkan di kios selatan. Tapi karena enggak laku, kami disuruh membuat paguyuban pedagang untuk diajukan ke Kementerian Perhubungan [Kemenhub]. Alasannya biar ada wadah memperjuangkan aspirasi pedagang,” kata dia.
Di tahun 2017, keberadaan paguyuban tersebut diakui dan sejumlah pedagang oleh-oleh mulai menempati kios bagian dalam terminal. Sayangnya, kesempatan itu tak dimiliki pedagang kuliner basah. Alhasil, kondisi di kios selatan terminal tetap tak menemui solusi. Dari tahun ke tahun, jumlah pedagang di selatan terminal terus berkurang.
Baca Juga: Aplikasi PeduliLindungi Mulai Diterapkan di Terminal Bus Wonogiri
“Dulu itu, waktu awal ada 74 pedagang yang membuka kios. Tapi sekarang sisanya hanya ada 22 pedagang, itu sudah termasuk di kios bagian dalam [pedagang belum ditarik retribusi kaena dalam proses adaptasi karena hasil penjualan belum maksimal],” katanya.
Petunjuk Pusat
Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura, Agus Hasto Purwanto, membenarkan belum menarik retribusi ke pedagang di kios selatan terminal.“Selama pengelolaannya diambil alih Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Tidak ada biaya retribusi yang diterapkan ke pedagang. Kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat,” ujarnya saat dihubungi Esposin, Jumat.
Baca Juga: Petugas Temukan 6 Perantau Positif Covid-19 di Terminal Wonogiri
Di kesempatan itu, ia tak memungkiri dibangunnya terminal induk baru menggantikan terminal induk yang lama dengan kondisi yang darurat.
“Memang dulu itu mendadak dan harus segera diresmikan. Jadi untuk lokasi bangunan kios dikatakan tidak strategis itu, ya monggo. Tapi kalau saya, yang jelas selalu mendampingi para pedagang dari dulu karena saya juga merasa ikut bertanggung jawab,” ujarnya.