Esposin, SRAGEN — Dari 36 trayek angkutan umum perdesaan di Kabupaten Sragen ternyata tinggal 25 trayek yang bertahan. Itu pun dengan keterbatasan armada angkutan yang ada.
Dari jumlah tersebut, trayek dengan armada paling banyak hanya ada lima, di antaranya trayek Tangen-Sragen sebanyak 24 unit dan trayek Banaran-Sragen sebanyak 22 unit. Kemudian trayek Balong-Pasar Bunder sebanyak 16 unit, trayek Sragen-Bulu dengan 15 unit, dan trayek Batu Jamus-Sragen dengan 14 unit kendaraan.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Data tersebut dihimpun Esposin dari Bidang Angkutan, Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Jumat (19/8/2022). Sementara 20 trayek lainnya mengalami kondisi kembang kempis lantaran armada angkutan umumnya di bawah 10 unit. Bahkan ada yang tinggal lima unit angkutan yang beroperasi.
Ada empat trayek yang nyaris mati lantaran tinggal satu kendaraan yang beroperasi, yakni trayek Sragen-Pengko, Sragen-Sribit, Sumberlawang-Kedung Ombo, dan Pasar Bunder-Jenggrik-Karangpelem. Trayek lain yang terancam karena tinggal dua unit angkutan umum yang beroperasi berada di jalur Sragen-Kedungupit, Gondang-Sragen, dan Sragen-Kedawung.
Baca Juga: Bisnis Angkutan Umum Sragen, Hidup Segan Mati Tak Mau
“Pandemi Covid-19 terasa dampaknya. Angkutan yang di Pasar Bunder itu dulunya 15 unit sekarang tinggal 6-8 unit yang masuk. Jalur Banaran-Sragen masih bagus, meskipun sekarang faktanya tinggal belasan unit yang beroperasi dari 22 unit yang terdaftar di Dishub. Armada angkutan perdesaan itu kembang kempis karena tidak ada penumpangnya karena lari ke kendaraan pribadi,” ujar Kasi Angkutan Dishub Sragen, Wagimin, saat berbincang dengan Esposin, Jumat.
Banyaknya angkutan perdesaan yang tidak beroperasi berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) Sragen, terutama dari sektor retribusi terminal. Seorang petugas pemungut retribusi di Terminal Pasar Bunder Sragen, Mulyadi, hanya bisa memungut sebanyak 30-40 unit angkutan umum.
“Yang masih bertahan jalan lumayan itu jalur ke Banaran, Gondang, Batujamus, Tangen, Sukodono, dan Gesi. Saya memungut retribusi bus-bus pedesaan itu hanya Rp2.000/bus per hari. Kalau dulu penumpang mencari angkutan umum sekarang terbalik justru angkutan umum yang mencari penumpang. Seperti jalur Gondang-Sragen itu tinggal dua unit padahal dulunya sampai 15 unit,” ujar Mulyadi.
Baca Juga: Merananya Sopir Angkutan Umum di Sragen, Sehari Hanya Sekali PP
Dia menyebut jalur Banaran-Sragen itu masih bagus karena ada 15 unit kendaraan yang beroperasi. Dia mengatakan sekarang warga memilih naik motor daripada naik angkutan umum. Dia berpendapat sekarang mudah beli motor. Rata-rata penumpang angkutan perdesaan itu, kata dia, tinggal para bakul.
Berikut daftar trayek angkutan pedesaan yang masih bertahan di Kabupaten Sragen hingga sekarang.
Data Angkutan Umum Pedesaan di Kabupaten Sragen pada 2022
No Nama PO Trayek Armada1 Sidik Pangestu Balong-Pasar Bunder 16 unit
2 Makmur Jaya Banaran-Sragen 22 unit
3 Inayah Tour Trans Tangen-Sragen 24 unit
4 Papsa Manunggal Batu Jamus-Sragen 14 unit
5 KSU Koorda Wijaya Gondang-Sragen 2 unit
6 Sumber Makmur Sragen-Jatitengah-Sukodono 7 unit
7 Sumber Makmur Sragen-Gesi-Slendro-Towo 8 unit
8 Kopasri Sragen-Pilangsari 8 unit
9 Kopasri Sragen-Bulu 15 unit
10 Kopasri Sragen-Kedawung 2 unit
11 Kopasri Sragen-Pengkok 1 unit
12 Kopasri Sragen-Kedungupit 2 unit
13 Kopasri Sragen-Sribit 1 unit
14 Kopasri Sragen-Bayanan 3 unit
15 Hadi Mulyo Sumberlawang-Solo 5 unit
16 Karya Handayani Sumberlawang-Kedung Ombo 1 unit
17 Raka Makmur Plupuh-Gemolong-Solo 3 unit
18 Sumber Jaya Karanggede-Gemolong-Solo 4 unit
19 Taqwa Karanggede-Gemolong-Solo 3 unit
20 - Pasar Bunder-Jenggrik-Karangpelem 1 unit
21 - Dawung-Tangen-Gesi-Sukodono 3 unit
22 - Galeh-Banyurip-Jenar-Tangen 3 unit
23 - Sragen-Tanon-Sumberlawang 6 unit
24 - Gemolong-Sragen-Gondang-Winong 5 unit
25 - Sukodono-Sragen-Tangen-Jenar-Banyurip 4 unit