Esposin, SOLO -- Meski bukan merupakan wilayah dengan luas terkecil, Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, ternyata memiliki jumlah penduduk paling sedikit di antara 54 kelurahan di Kota Bengawan.
Buku Surakarta Dalam Angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menyatakan pada 2018 jumlah penduduk Kelurahan Laweyan sebanyak 2.114 jiwa. Sementara pada 2019 jumlah penduduknya 2.130 jiwa. Lalu pada 2020 sebanyak 2.124 jiwa.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Jumlah penduduk Kelurahan Laweyan yang luas wilayahnya 0,248 km persegi itu bahkan lebih sedikit dibanding Kelurahan Kepatihan Kulon yang luasnya hanya 0,175 km2. Kepatihan Kulon merupakan kelurahan paling kecil dari sisi luas wilayah di Solo.
Jumlah penduduk Kepatihan Kulon berdasarkan data laporan jumlah jiwa per desa/kelurahan di laman dispendukcapil.surakarta.go.id tahun 2019 mencapai 2.406 jiwa.
Sementara itu, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo yang diunggah di laman surakartakota.bps.go.id, jumlah penduduk Solo totalnya 522.364 jiwa.
Baca Juga: Kalahkan Semarang, Solo Jadi Kota Terpadat di Jateng
Jumlah penduduk itu tersebar di lima kecamatan dengan 54 kelurahan. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Banjarsari sebanyak 168.873 jiwa.
Sedangkan jumlah paling sedikit yakni Kecamatan Serengan sebanyak 47.853 jiwa. Dalam hal tingkat kepadatan penduduk, Badan Pusat Statistik BPS Jawa Tengah mendata Solo sebagai kota terpadat mengalahkan empat kota lainnya di Jateng.
Kelurahan Laweyan selama ini dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan. Banyak saudagar batik yang nenek moyangnya bisa ditelusuri sampai ratusan tahun lalu.
Baca Juga: Rumah Tertua di Jawa Tengah Ada di Kampung Batik Laweyan Solo
Bahkan, Lurah Laweyan, Agus Wahyu Purnomo, menyebut sekitar 70 persen warga Kelurahan Laweyan bekerja di sektor industri batik.
“Ya bisa dibilang 70 persen ya yang masih bekerja di sektor batik. Meski beberapa juga mendatangkan pekerja dari kelurahan dan kecamatan sekitar,” jelasnya saat ditemui Esposin di kantornya, Senin (27/6/2022).
Berikut data jumlah penduduk per kelurahan di Solo tahun 2020 dikutip dari Surakarta Dalam Angka yang diterbitkan BPS Solo:
Kecamatan Laweyan 1. Pajang: 25.065 jiwa 2. Laweyan: 2.124 jiwa 3. Bumi: 6.320 jiwa 4. Panularan: 9.489 jiwa 5. Sriwedari: 3.951 jiwa 6. Penumping: 4.052 jiwa 7. Purwosari: 10.172 jiwa 8. Sondakan: 12.293 jiwa 9. Kerten: 9.352 jiwa 10. Jajar: 9.382 jiwa 11. Karangasem: 10.351 jiwa
Baca Juga: Kota Solo Punya Mobil Terbanyak di Jawa Tengah, Segini Jumlahnya
Kecamatan Jebres 1. Kepatihan Kulon: 2.425 jiwa 2. Kepatihan Wetan: 2.601 jiwa 3. Sudiroprajan: 3.811 jiwa 4. Gandekan: 9.121 jiwa 5. Sewu. 7.204 jiwa 6. Pucangsawit: 14.169 jiwa 7. Jagalan: 12.165 jiwa 8. Purwodiningratan: 4.911 jiwa 9. Tegalharjo: 4.954 jiwa 10. Jebres: 33.560 jiwa 11. Mojosongo: 53.855 jiwa
Kecamatan Pasar Kliwon (2020) 1. Joyosuran: 10.711 jiwa 2. Semanggi: 23.805 jiwa 3. Pasar Kliwon: 5.510 jiwa 4. Baluwarti: 6.508 jiwa 5. Gajahan: 3.936 jiwa 6. Kauman: 2.646 jiwa 7. Kampung Baru: 2.897 jiwa 8. Kedunglumbu: 5.469 jiwa 9. Sangkrah: 12.817 jiwa 10. Mojo: 12.591 jiwa
Baca Juga: Pantas Jadi Kota Terpadat di Jateng, Ini Penampakan Solo dari Udara!
Kecamatan Banjarsari 1. Mangkubumen: 9.751 jiwa 2. Timuran: 2.805 jiwa 3. Keprabo: 3.122 jiwa 4. Ketelan: 3.517 jiwa 5. Punggawa: 4.282 jiwa 6. Kestalan: 2.891 jiwa 7. Setabelan: 4.051 jiwa 8. Gilingan: 20.382 jiwa 9. Manahan: 11.065 jiwa 10. Sumber: 18.470 jiwa 11. Nusukan: 31.272 jiwa 12. Kadipiro: 25.151 jiwa 13. Banyuanyar: 14.906 jiwa 14. Joglo: 12.793 jiwa 15. Banjarsari: 18.993 jiwa
Kecamatan Serengan 1. Joyotakan: 7.959 jiwa 2. Danukusuman: 10.190 jiwa 3. Serengan: 10.876 jiwa 4. Tipes: 12.318 jiwa 5. Kratonan: 5.416 jiwa 6. Jayengan: 3.960 jiwa 7. Kemlayan: 3.782 jiwa