Esposin, KARANGANYAR — Dusun Benowo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar menyimpan sejarah di masa lampau. Dusun di timur Desa Ngringo atau berada di aliran anak Bengawan Solo ini tak lepas dari sejarah keberadaan Pangeran Benowo.
Konon, Pangeran Benowo pernah singgah dan moksa di wilayah tersebut. Petilasan Pangeran Benowo atau dikenal dengan nama Eyang Pinggir di Dusun itu masih terjaga hingga kini. Pohon besar mengapit jalan masuk ke area petilasan Pangeran Benowo atau Eyang Pinggir di Dusun Benowo.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Petilasan ini berada sekitar 500 meter dari jalan raya. Memasuki area makam, pengunjung disuguhi nuansa hutan alam dengan pepohonan besar di kanan dan kirinya. Sepi, itulah gambaran suasana yang terekam saat masuk di kawasan tersebut.
Terdapat pelataran di sekitar petilasan itu yang biasa digunakan warga untuk kegiatan bersih dusun setahun sekali. Pengunjung yang masuk di area makam harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan air berwudu.
Petilasan ini konon memiliki pusat energi spiritual yang dapat menenangkan hati serta menyucikan diri. Selain itu, kawasan yang memiliki suasana spiritual yang begitu kuat ini juga dapat memberikan begitu banyak pengetahuan baru tentang sejarah.
Kepala Bayan (Kebayan) Benowo, Triyono, mengatakan masih ada pengunjung yang melakukan ritual berdoa di petilasan Eyang Benowo atau Eyang Pinggir. Pengunjung ini datang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Mereka yang datang rata-rata memanjatkan doa. Oleh warga tempat itu juga masih digunakan setiap Kenduren atau bersih dusun," katanya ketika berbincang dengan Esposin, Jumat (17/3/2023) petang.
Menurut kisah, dahulunya di daerah tersebut ditemukan sesosok jasad terapung bersama potongan kayu. Potongan kayu ini digunakan warga sebagai jembatan. Sementara jasad yang ditemukan diyakini keturunan Keraton dimakamkan di sekitar lokasi.
Namun, sebelum dimakamkan jasad tersebut hilang atau moksa. Warga meyakini jika jasad tersebut adalah Pangeran Benowo. Sementara kayu yang digunakan sebagai jembatan sampai saat ini masih ada di Jembatan Benowo. Kayu tersebut bahkan tak pernah bisa tersentuh aspal.
"Siapa pun yang lewat di jembatan itu pasti melihat ada kayu di sisi selatan yang tidak beraspal," kata dia.
Dusun Benowo terus berkembang yang melingkupi 6 RW. Di antaranya RW 008, 018, 019, 020, 021 dan RW 024.