Esposin, SOLO—Ratusan orang beraksi di depan Balai Kota Solo menyampaikan empat tuntutan atau sikap yang disampaikan, Kamis (22/8/2024).
Koordinator Lapangan Aksi, Agung Lucky Pradita mengatakan ada empat sikap yang disampaikan dalam aksi tersebut:
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
1. Menolak dengan tegas dan keras, atas revisi undang-undang Pilkada yang telah disahkan secara mendadak dan telah mencederai konstitusi.
2. Menuntut DPR untuk membatalkan rancangan undang-undang yang sudah disepakati oleh Badan Legislasi DPR RI.
3. Mendorong KPU untuk tetap menjaga muruah dan berprinsip sebagai penyelenggara pilkada yang bermartabat, dengan berpegang teguh pada aturan hukum yang sudah ditetapkan pada putusan mahkamah konstitusi Nomor 60/PUU-XXI/2024 dan Putusan MK Nomor 70/PUU-XXII/2024 sebagai landasan hukum dan atas kembalinya marwah konstitusi yang sudah dikhianati.
4. Pulangkan paksa Jokowi ke kota asalnya Surakarta, karena sudah merusak tatanan negara dengan 18 dosa yang sudah dilakukan atas kerusakan negara hari ini, yaitu:
1.Dinasti dan Oligarki Politik
2. Pelemahan Institusi Demokrasi
3. TNI di ranah sipil
4. Konflik Papua Tak Kunjung Padam
5. Runtuhnya Sistem Pendidikan
6. Watak Patron-Klien Kepolisian
7. Politik Kejaksaan
8. Pelemahan KPK
9. Kegagalan menangani Pelanggaran HAM Berat
10. Karut Marut mengelola APBN
11. Runtuhnya Independensi Bank Indonesia
12. Ketergantungan pada Utang China
13 .Pemaksaan Ibu Kota Nusantara
14. Kerusakan Lingkungan
15 .Konflik Agraria
16.Kriminalisasi atas nama Proyek Strategis Nasional
17. Kebebasan Sipil yang menyempit
18. Gimmick Diplomasi Luar Negeri
Pantauan Esposin. massa aksi terlebih dahulu berkumpul di depan belakang patung Slamet Riyadi Solo sekitar pukul 13.30 WIB. Sekitar pukul 14.00 WIB massa aksi mulai jalan mundur dari Patung Slamet Riyadi menuju Balai Kota Solo.
Mereka membawa spanduk bertuliskan nada protes. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan yel-yel secara bersama. Mereka berjalan mundur memenuhi jalan.
Agung Lucky Pradita mengatakan aksi jalan mundur itu sebagai simbol kemunduran demokrasi di Indonesia. Lalu sesampai di depan Balai Kota Solo orasi dimulai. Terpantau sejumlah tokoh mengikuti aksi, salah satunya adalah Pendiri dan Dewan Pembina Mega Bintang Mudrick Sangidu. Dia sempat memberikan orasi singkat di hadapan massa.
Aksi tersebut untuk mendesak agar DPR RI tidak pengesahan revisi UU Pilkada dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR yang sempat ditunda.
Mereka mengecam putusan Badan Legislatif DPR RI yang menganulir keputusan MK terkait ambang batas usia dan threshold di Pilkada serentak. Sampai pukul 16.00 WIB massa aksi masih bertahan.