Esposin, SUKOHARJO -- Perbaikan jalur alternatif di Sukoharjo ditargetkan rampung pada sepuluh hari menjelang atau H-10 Lebaran. Jalur alternatif kerap dilewati para pemudik saat Lebaran.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sukoharjo, Suraji, saat dihubungi Esposin, Kamis (1/6/2017). Perbaikan jalur alternatif di wilayah Sukoharjo diprioritaskan menjelang arus mudik dan balik Lebaran.
“Jalur alternatif sudah ready digunakan para pemudik pada H-10 Lebaran. Kami akan mengebut proyek perbaikan jalan dalam dua pekan mendatang,” kata dia.
Sebagian proyek perbaikan jalur alternatif sudah rampung pada Mei lalu. Misalnya, jalan Gentan, Bendosari-Bakalan, Polokarto, serta Baki-Manang, Grogol. Sebelumnya, kondisi kedua ruas jalan itu rusak parah lantaran terdapat lubang jalan dan aspal mengelupas.
Tak sedikit pengendara sepeda motor yang terjatuh lantaran terperosok lubang jalan saat turun hujan lebat. Kini, kondisi jalan mulus sehingga tak mengganggu para pengguna jalan terutama pemudik yang hendak pulang kampung.
“Saya yakin perbaikan jalur alternatif rampung tepat waktu kecuali jalur alternatif yang masuk proyek peningkatan jalan seperti jalan Carikan-Bulakan,” papar dia.
Biasanya, para pemudik melewati jalur alternatif untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan. Terlebih, kondisi jalur alternatif cukup lengang sehingga para pemudik bisa memacu kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi.
Lebih jauh, Suraji mengungkapkan bakal berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya seperti Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukoharjo membahas persiapan jalur mudik dan balik Lebaran.
“Beberapa ruas jalan diperbaiki dengan sistem tambal sulam. Para pemudik tak perlu khawatir karena jalur alternatif siap digunakan setelah proses perbaikan jalan rampung,” papar dia.
Sementara itu, seorang warga Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Rahmad, mengatakan kondisi jalan Solo-Bekonang rusak parah. Lubang jalan berdiameter antara satu meter-dua meter bertebaran di sepanjang jalur tersebut.
Padahal, jalur itu merupakan akses utama warga Mojolaban menuju Solo atau sebaliknya. Warga telah berulang kali menambal lubang jalan dengan semen, pasir, dan kerikil. Lantaran kerap dilewati truk bertonase tinggi, lubang jalan kembali muncul dan melebar.
“Lubang jalan sudah memakan korban. Satu pengendara sepeda motor meninggal dunia setelah terjatuh dan tertabrak truk. Instansi terkait harus merespons cepat agar kejadian serupa tak terulang lagi,” kata dia.