Esposin, SOLO -- Warga RW 004 dan RW 005, Kelurahan Jagalan, menagih janji kontraktor proyek pembuatan saluran limbah cair, PT Suburnaya Surabaya, untuk mengembalikan kondisi rumah mereka setelah pengerukan jalan di wilayah mereka.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Pengerukan dengan alat berat membuat sebagian rumah mengalami kerusakan. Pantauan Esposin, Rabu (26/4/2017), rumah Ny. Mardi, 53, di RT 001/RW 005, pada sisi dalam teras retak dari timur ke barat. Tempat duduk dari beton yang menempel pada tembok teras sudah patah.
Bagian depan tempat duduk itu ambles ke selokan di bawahnya. Lantai di pintu masuk ke teras juga ambles di bagian depan. Ny. Mardi terpaksa menambalnya dengan batu bata. Bekas galian juga mengakibatkan selokan depan rumah rusak. Air di selokan terhalang tanah.
Di sisi utara jalan, selokan depan rumah Sri Mulyani, 55, warga RT 004/RW 004 juga terdampak proyek sanitasi. Tempat jualan di sebelah timur rumahnya tak dikembalikan seperti semula. Selokan itu jadi terbuka dan air tak mengalir lancar.
Jalan masuk rumah juga ambles. Padahal, belum lama ini ia memperbaikinya dengan cor semen baru. Ny. Mardi mengeluhkan ulah kontraktor yang tak mengembalikan kondisi bagian depan rumahnya seperti sediakala.
Bagian depan rumahnya kini dalam kondisi mengkhawatirkan. "Kami sudah bertemu mandor proyek di rumah Ketua RT 004/RW 004 sepekan lalu. Kesepakatannya, kondisi bagian rumah yang rusak akan diperbaiki seperti semula. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Katanya mau tanggung jawab," kata dia saat ditemui Esposin di rumahnya, Rabu.
Ia lebih memilih kompensasi berupa perbaikan dari kontraktor dibanding dengan ganti rugi uang. Alasannya, ia belum tentu bisa memanfaatkan uang untuk mengembalikan kerusakan yang terjadi.
"Sabtu [22/4/2017] lalu ada pekerja yang datang. Mereka hanya mengeruk tanah yang menyumbat selokan. Beton sisi luar selokan saya terkeruk backhoe tetapi tidak diperbaiki," kata dia.
Sri Mulyani mengungkapkan tak bisa berjualan selama beberapa hari. Saat berjualan, pembeli sudah tak seramai dulu karena jalan yang becek setiap kali hujan.
"Padahal itu [jualan soto] buat cari makan. Jualan saya sudah tidak laku selama empat hari terakhir. Saya bahkan terpaksa membuang nasi karena tidak laku," keluhnya saat ditemui Esposin di rumahnya, Rabu.
Ia menuntut kontraktor memenuhi janji sesuai kesepakatan saat pertemuan di rumah Ketua RT 004/RW 004. Istri Ketua RT 004/RW 004, Anita, mengatakan selokan depan rumahnya juga tak jauh berbeda kondisinya dengan selokan di depan rumah Sri Mulyani.
Kondisi jalan yang ditinggalkan kontraktor juga jauh dari layak. "Tadinya bekas galian ini mau ditinggal begitu saja. Tapi suami saya minta pokoknya segera diuruk. Akhirnya malamnya diuruk. Dua hari kemarin enggak bisa dipakai karena hujan," katanya saat ditemui Esposin, Rabu.
Pelaksana proyek PT Suburnaya Surabaya, Teguh Prakoso, mengatakan akan mengembalikan kondisi jalan tersebut secepatnya.