Esposin. SOLO -- Sejumlah pelaku usaha di Jl. Gatot Subroto (Gatsu) memilih tidak berjualan selama pelaksanaan proyek penataan kawasan strategis di ruas Singosaren-Ngarsopuro tersebut.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Pemilik tempat makan Nasi Gudeg Bu Mari, Darwanti, 52, memilih menutup usahanya sejak proyek penataan kawasan strategis Jl. Gatot Subroto menyasar trotoar sisi timur. Alasannya menutup sementara usahanya karena sepi pembeli.
Darwanti menuturkan para pembeli atau pelanggan kesulitan mencapai warungnya saat trotoar sisi timur yang biasanya untuk melintas kendaraan mulai dibongkar.
"Kami tutup sementara karena Jl. Gatot Subroto lagi diperbaiki. Sepi sekali pembeli. Ketimbang dagangan yang sudah dibuat tidak laku, kami pilih tutup tempat makan dulu. Pelanggan kesulitan mencapai lokasi. Trotoar sisi timur yang biasanya jadi akses jalan mulai digarap. Pekerja menggali untuk pembangunan drainase," kata Darwanti saat dihubungi Esposin, Kamis (3/10/2016).
Darwanti belum bisa memastikan kapan mulai berjualan lagi. Dia berencana membuka kembali warung makannya setelah proyek penataan kawasan Jl. Gatot Subroto selesai.
Darwanti berharap proyek pembenahan infrastruktur tersebut segera rampung. Berdasarkan hasil sosialisasi yang diadakan Pemkot beberapa bulan lalu, proyek penataan kawasan Jl. Gatot Subroto selesai Desember mendatang.
"Saya jualan lagi tunggu proyek rampung dulu atau nanti lihat situasi saja lah. Kalau sudah memungkinkan untuk berjualan, saya akan berjualan. Kami juga butuh pemasukan. Kami khawatir kalau tidak segera berjualan, pelanggan pada pergi," ujar Darwanti.
Darwanti sudah berjualan hampir sekitar 45 tahun di tempat itu. Sejumlah pejabat dan artis pernah mampir ke tempat makannya.
Salah satu pemilik toko mainan di sisi timur Jl. Gatot Subroto, Hendro, 77, mengatakan proyek penggantian saluran drainase di bawah jalur pejalan kaki berdampak besar pada intensitas kunjungan. Dia mengklaim telah mengalami penurunan omzet hingga 70%, khususnya setelah Pemkot mulai membatasi jumlah kendaraan masuk ke Jl. Gatot Subroto.
Dia hanya bisa pasrah karena meyakini pembangunan yang dilakukan pemerintah bertujuan baik. Dia hanya berharap proyek itu segera selesai.
"Penjualan sudah tidak stabil. Kalau seperti ini terus, lama-lama saya bisa tutup usaha. Tidak ada modal lagi. Saya tahu, kalau membangun apa pun pasti ada dampaknya. Yang bisa disiasati waktu pelaksanaannya. Lebih cepat lebih baik tanpa meninggalkan aspek kualitas," jelas Hendro.