Esposin, SOLO—Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memastikan perayaan Imlek Februari 2018 mendatang tanpa kembang api. Hal ini disampaikan Rudy saat ditanya seputar dilema di kalangan panitia Imlek terkait boleh tidaknya penggunaan kembang api.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Selain itu, ada permintaan dari penggiat pariwisata dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Solo agar kembang api saat perayaan Imlek dipertahankan. (baca: Larangan Pesta Kembang Api Bikin Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek Solo Dilema)
“Biar adil, saat malam tahun baru 2018 kemarin enggak pakai kembang api dan petasan, untuk Imlek ya enggak perlu pakai kembang api,” kata Rudy, sapaannya, saat berbincang dengan Esposin, di Balaikota Solo, Kamis (18/1/2018).
Menurut Rudy, masih banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat terutama warga Tiong Hoa untuk membuat kemeriahan saat perayaan Imlek tanpa harus memakai kembang api.
“Saya kira banyak alternatifnya. Saya kira kepolisian juga sama. Kalau pun ada izin, ya lebih baik sama seperti tahun baru kemarin enggak pakai kembang api,” imbuhnya.
Tokoh masyarakat Tionghoa Solo sekaligus panitia Imlek, Sumartono Hadinoto, belum berfikir tentang alternatif daya tarik perayaan Imlek di Solo pengganti kembang api. Sebelumnya dia menyatakan siap mengikuti kebijakan Pemkot Solo jika pergantian tahun China juga harus bebas kembang api.
“Wah, belum tahu. Apa mau diganti gong lagi? Belum tahu juga,” kata Sumartono.
Panitia Imlek baru saja mematangkan serangkaian acara festival yang bakal digelar sepanjang perayaan Imlek hingga Cap Go Meh. Mereka juga mempersiapkan berbagai jenis lampion yang bakal dipasang di sejumlah ruas jalan di Solo, terutama kawasan Pasar Gede.
Sementara itu, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno, menyampaikan setiap tahun pelaku hotel selalu berharap ada kenaikan okupansi hotel saat perayaan Imlek di Solo.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perayaan Imlek selalu bersamaan dengan Solo Great Sale (SGS) sehingga sulit memilah faktor kenaikan okupansi di antara dua momen besar tersebut.
Soal larangan penggunaan kembang api dalam perayaan Imlek tahun ini, Abdullah menuturkan bahwa kembang api bukan satu-satunya daya tarik. Menurutnya, masih banyak yang bisa disajikan panitia agar perayaan Imlek di Solo tetap menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Solo.
“Kalau Pak Wali sudah memastikan tanpa kembang api, tentu masyarakat harus menyikapi secara bijak. Masih ada aktivitas atau atraksi budaya bahkan akulturasi yang bisa dipertunjukkan dari perayaan Imlek di Solo,” jelasnya.