Esposin, SOLO -- Setiap malam sejak satu pekan terakhir, sepanjang Jl. Jenderal Sudirman (Jensud) Solo menjadi salah satu lokasi paling menarik dikunjungi warga Kota Bengawan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Biasanya, sambil menenteng kamera pribadi atau ponsel yang dilengkapi fasilitas kamera, para warga memilih suasana Jl. Jensud sebagai latar belakang untuk berfoto narsis alias selfie.
Dipilihnya Jl. Jensud sebagai lokasi untuk berfoto selfie cukup beralasan. Memasuki momentum Imlek 2015 ini, jalan yang berada di jantung Kota Solo itu ‘dimahkotai’ 12 boneka shio, seperti babi, ular, harimau,panda, naga, kelinci, banteng, tikus, dan lain sebagainya.
Agar kental dengan suasana Imlek yang mencerminkan karakter Tionghoa, jalan tersebut juga dihiasi lampion berwarna merah. Pemandangan berbeda selama momentum Imlek telah mampu menyedot perhatian warga.
Hal itu termasuk Anarima, 20, dan Rini, 20. Dua mahasiswa Akademi Keuangan dan Perbankan (AUB) Solo ini meluangkan sejenak keluar dari kamar indekosnya di Solo bagian utara untuk berkunjung ke Jl. Jensud.
Di Jl. Jensud, mereka memilih berfoto di depan boneka shio kidang berwarna putih. Mereka bergantian mengabadikan momen spesial di malam itu.
“Di indekos banyak tugas dan pikiran [mengerjakan tugas kuliah]. Makanya, saya sengaja ke sini untuk mencari hiburan sebentar. Saya dan Rini sengaja datang ke sini [Jl. Jensud] hanya ingin berfoto selfie. Setelah selesai foto, kami kembali ke kos untuk melanjutkan rutinitas,” kata Anarima, saat ditemui Esposin di Jl. Jensud Solo, Senin (16/2/2015) malam.
Kepada espos.id, Anarima mengaku sudah ngempet ingin berfoto selfie di Jl. Jensud sejak tahun lalu. Hasil foto selfie bakal dijadikan sebagai dokumen pribadi dan wallpaper di laptop atau ponselnya.
“Saya tahu kali pertama kalau di sini sering dipasangi boneka shio sejak tahun kemarin. Sayangnya, tahun kemarin saya belum sempat foto. Tahun ini baru terlaksana,” katanya.
Hal senada dijelaskan seorang warga asli Purworejo, Saiful, 29. Pria yang saat ini berdomisili di Palur, Karanganyar itu sengaja mengajak puteranya, Aryoda, 3, di Jl. Jensud. Dirinya ingin mengabadikan momentum langka itu bersama keluarganya tercinta.
“Ini cukup menghibur bagi warga, termasuk yang sudah berkeluarga seperti saya. Anak-anak kecil sangat senang melihat warna-warni boneka shio dan lampion di sini,” kata Saiful.
Menurut pengakuan tukang parkir di trotoar Jl. Jensud, Alex, 24, lautan manusia yang memadati Jl. Jensud di malam hari biasanya berlangsung hingga pukul 03.00 WIB.
“Pokoknya kalau setelah Magrib hingga pukul 03.00 WIB, di sini masih banyak warga yang berfoto selfie. Dengan banyaknya warga yang berkunjung di sini, lahan parkir saya juga semakin ramai. Meski kurang tidur setiap harinya, tapi saya senang [tarif parkir satu sepeda motor senilai Rp2.000],” kata Alex.
Pantauan Esposin di lapangan, selain dipadati warga yang ingin berfoto selfie, sejumlah pedagang mainan juga menjadikan Jl. Jensud sebagai lahan mengais rezeki.
Sementara itu, aparat kepolisian juga disibukkan mengurai padatnya arus lalu lintas di sepanjang Jl. Jensud.