Esposin, SRAGEN -- Hujan deras mengguyur wilayah Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (4/11/2023) malam. Pada pukul 19.00 WIB, para pelari sudah bersiap di garis start dan finis, tepatnya di Subterminal Sangiran.
Saat itu, pita garis start dan finis mulai dibentangkan. Prosesi pelepasan pelari 25K Sangirun Night Trail 2023 yang ditunggu-tunggu pun dimulai.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Grup kesenian Kampung Sangiran yang menampilkan seniman dengan rias seperti manusia purba menari-nari di hadapan para pelari. Mereka seolah menunjukkan tantangan alam Sangiran yang berbukit-bukit saat malam hari dengan gerimis yang masih mengguyur sudah di depan mata.
“Semua karakter tanah, aspal, cor, perbukitan, sungai, akan dilalui semua sepanjang 25 km. Pastikan sepatu aman. Mental diperlukan. Ada water station di sepanjang rute. Ada tim medis. Ada marking yang ditandai dengan pita merah putih. Reflekstor sudah ada di sepanjang rute. Semua harap rapat, aman, nyaman, dan nikmati Sangirun Night Trail!” ujar Race Director Sangirun, Roni, kepada para pelari yang jumlahnya 150 orang.
Para pelari bersiap. Ada yang mulai berdoa. Ada yang menyiapkan mental dengan lari-lari kecil di tempat. Ada punya yang santai sembari menyiapkan stop watch untuk mengatur durasi.
Yungyung, seorang pelari dari Solo, bersiap di barisan belakang. Di usia 46 tahun, ia masih berani menjajal adrenalin berlari malam dengan medan yang belum diketahuinya. Sebelumnya, Yungyung pernah mengikuti lomba lari Borobudur Trail dengan jarak 21 km yang dimulai start pukul 04.00 WIB. Ada juga yang jaraknya 42 km dengan start pukul 22.00 WIB.
“Saya senang berlari. Sekarang saya lagi gemar lari. Istri saya sakit gara-gara kurang berolahraga. Jadi itu membuat saya antusias berolahraga. Setiap hari lari 5 km meskipun usia 46 tahun. Setiap event yang bisa dijangkau dengan mobil pasti ikut. Sangirun ini yang pertama. Katanya medanya jalan cor-coran,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin, Sabtu (4/11/2023) malam.
Pelari asal Ngawi, Ari Budi, 26, jauh-jauh datang ke Sangiran ingin menguji adrenalin. Ari sudah menyiapkan diri dengan latihan berlari rutin setiap tiga hari sekali dengan jarak 15 km, kadang 20 km atau 30 km. Selain itu, Ari juga berlatih berlari dengan interval dan temporan.
“Dengan medan yang belum tahu, malam hari, dan hujan lebih seru. Tantangannya lebih gede. Adrenalin saya sudah terpadu dan terpanaskan. Untuk keamanan sudah siap semua,” ujar Ari.
Pelari asal Mojosongo, Solo, Dian Mulya, juga sudah latihan sebelumnya dengan berlari 10 km sepekan tiga kali. Untuk menjaga kesehatan, Dian memilih tidak merokok.
“Ini baru pertama ikut Sangirun. Jarak tempuh 25K merupakan jarak terjauh yang akan saya lewati,” ujarnya.
Sangirun Night Trail 2023 dilepas Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Irini Dewi Wanti, didampingi Direktur Perfiliman, Musik, dan Media, Diten Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, Wakil Bupati Suroto, dan perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Pelepasan para peserta ditandai dengan pemukulan gong oleh Irini dan pengibaran bendera start oleh Ahmad Mahenda dan Suroto. Dengan hitungan mundur dari angka 15, akhirnya seratusan pelari langsung membuka garis start.
Larinya para peserta ditandai dengan nyala kembang api bertubi-tubi di udara serta semprotan potongan kertas emas di udara. Kemeriahan pemberangkatan itu disaksikan sejumlah warga.
“Semoga hujan memang benar-benar reda sehingga nyaman bagi peserta saat lari malam di bawah cahaya dan lintas malam. Jadi memahami kebudayaan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk mala mini 150 pelari profesional berlari 25 km dan besok [Minggu], warga Sragen akan berlari 5 km,” ujar Irini sebelum melepas para pelari.
Wakil Bupati Sragen, Suroto, mengatakan sudah ada peningkatan pada Sangirun Night Trail 2023 dibandingkan event Sangirun dua tahun sebelumnya.
“Tahun kemarin hanya lari, sekarang banyak sekali rangkaiannya di Sangiran. Semoga perekonomian di Sangiran dan Sragen tumbuh berkembang. Peserta lari 25K tidak hanya warga Sragen tetapi warga Soloraya, bahkan nasional,” ujarnya.