Esposin, BOYOLALI -- Jauh dari kebisingan dan dikelilingi persawahan, rumah makan bernama Pawon Gebyok di Dukuh Gurung, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, ibarat hidden gem atau permata tersembunyi.
Konsep rumah makan yang seolah kembali ke masa lalu membuat pengunjung berasa nostalgia mengunjungi rumah nenek di perdesaan. Walaupun jauh dari kebisingan, lokasi restoran ini sebenarnya tak jauh dari Alun-alun Pengging.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Dari Alun-alun Pengging, pengunjung cukup berkendara ke arah selatan sambil mencari nama Pawon Gebyok di Google Maps. Rumah makan tersebut berdiri sejak 2020 dengan arsitektur khas rumah tradisional joglo.
Lantainya sudah keramik akan tetapi dinding sepenuhnya dari kayu. Peranti yang digunakan pun khas zaman dulu seperti cangkir blirik, teko blirik, dan piring dari besi serta gerabah.
Menu-menu yang disajikan ada pisang rebus, tela (singkong) rebus, singkong goreng, dan jadah. Ada pula menu makanan berat seperti nasi sayur lodeh, ayam goreng kampung, dan lain sebagainya.
Dari pantauan Esposin saat mengunjungi rumah makan tersebut. Minggu (22/10/2023), bangunan restoran berbentuk joglo dengan papan penanda warung dari kayu berwarna cokelat dengan tulisan berwarna putih.
Ada pula tempat cuci tangan yang terbuat dari gentong gerabah. Kursi-kursi yang berjajar pun kursi kayu dengan alas rotan. Di samping kanan-kiri-belakang Pawon Gebyok ada sawah dan ladang.
Pemilik Pawon Gebyok, Indah Ekowati, mengatakan dari testimoni pelanggannya, alasan mereka memilih jajan di Pawon Gebyok karena lokasinya yang sepi dan damai.
“Kalau ke sini mereka itu betah lama, semisal ke sini pasti betah karena ingat zaman dulu, ingat rumah neneknya atau ibunya, jadi nostalgia bagi mereka,” jelas dia saat berbincang dengan Esposin di warungnya, Minggu.
Peninggalan Ibu
Lebih lanjut, ia mengungkapkan konsep rumah makan itu memang untuk menawarkan nostalgia. Ia menjelaskan rumah makan yang dibuka pada 2020 tersebut sengaja menggunakan peranti makan seperti cangkir dan teko lurik.Meja-kursi juga merupakan peninggalan dari ibunya. “Daripada saya beli butuh modal lagi untuk barang-barang, akhirnya peninggalan ibu itu saya pakai semua,” kata dia.
Rumah makan itu buka setiap Selasa-Minggu pukul 07.00 WIB-15.00 WIB. Indah menjelaskan pelanggan awalnya adalah komunitas pesepeda, kemudian bertambah dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, dan daerah lain.
Ia menjelaskan pelanggan dari luar kota tersebut kebanyakan mereka yang baru keluar dari Exit Tol Colomadu. “Saat mereka mau keluar tol, mereka cari di Google rekomendasi makanan dekat exit tol, dan keluar Pawon Gebyok,” jelas dia.
Mengenai menu, Indah mengatakan yang jadi unggulan di warungnya adalah sayur lodeh, sambal goreng lombok ijo, dan tela. Indah mengatakan sayur lodeh menjadi menu khas dari Pawon Gebyok.
Ia tak pernah menghitung berapa kali dalam sehari ia masak sayur lodeh. Namun menu itu jadi favorit karena jarang ada restoran lain. “Sehari habis untuk lombok tiga-empat kilogram, telo sekitar lima kilogram,” kata dia.
Indah menambahkan rumah makan itu menempati lahan milik sendiri karena ibunya asli Banyudono. Sedangkan omzet, ia menyebut saat sepi bisa memperoleh Rp2 juta-Rp3 juta. Sedangkan pada Sabtu-Minggu bisa lebih dari Rp5 juta.
Harga Menu Makanan
Sementara itu, salah satu pelanggan Rumah Makan Pawon Gebyok, Luwarno, 73, menjelaskan telah menjadi pelanggan Pawon Gebyok karena di sana adalah tempat ngaso para pegowes, termasuk dirinya.“Kalau favorit saya tela rebus, minumannya teh hangat dengan gula batu, cangkirnya juga ikon di sini, khas, soalnya di mana-mana tidak ada yang menyajikan seperti ini. Untuk rasa ya sama saja, rasa tela rebus seperti apa sih, ya sama. Hanya saja ini kan nuansa memang beda, khas zaman dulu,” jelas dia.
Sementara itu, rating Pawon Gebyok di aplikasi Google Maps cukup tinggi. Terpantau pada Senin (23/10/2023), rating rumah makan itu 4,7. Beberapa pengunjung memberikan ulasan positif seperti dari akun Brigitta Winasis.
Ia menyebut Pawon Gebyok sebagai hidden gem. Brigitta tidak menyangka bakal menemukan warung makan yang ia sukai di jalanan yang jauh dari keramaian.
“Mendoan dan beras kencurnya enak. Ke sini lebih menikmati suasananya sih daripada menunya. Enak banget buat santai di Minggu pagi. Tempatnya tenang, adem, pinggir sawah. Ditambah lagi, harganya enggak mahal sama sekali,” ulasnya.
Harga minuman di Pawon Gebyok termurah Rp3.000 per gelas yaitu es teh. Lalu minuman termahal ada jahe kencur jeruk serai dan jahe susu dengan harga masing-masing Rp10.000 per gelas.
Kemudian, untuk harga makanan termurah Rp3.000 per buah yaitu tela rebus atau pisang rebus. Termahal Rp25.000 per porsi ayam goreng kampung atau bebek goreng masing-masing Rp25.000.