Esposin, BOYOLALI — Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengancam akan menghentikan bantuan jika kepala daerah gagal menaikkan produksi pangan di daerahnya masing-masing. Ia menyebut tahun 2016 ini ada 10 bupati yang tidak mendapat jatah bantuan dari Kementan karena tidak bisa meningkatkan produksi pangan terutama padi.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Bantuan Rp100 miliar hingga Rp200 miliar per kabupaten lebih baik saya berikan kepada yatim piatu dari pada ke kabupaten tapi tidak bisa menaikkan produksi pangannya,” kata Amran, di sela-sela Pembukaan Peringatan ke-36 Hari Pangan Sedunia (HPS) yang digelar di Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jumat (28/10/2016).
Peringatan HPS juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Boyolali Seno Samodro, dan perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) Mark Muller. Peringatan HPS mengusung tema Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan di Era Perubahan Iklim.
Amran menyebut meski dua tahun terakhir dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrem akibat El Nino dan La Nina, Indonesia bisa mempertahankan stok pangan yang cukup. Saat ini, stok beras nasional mencapai 2,06 juta ton cukup sampai dengan bulan Mei 2017.
Sementara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, akan menyusun peta dan profil pertanian Jateng. Dari pendataan semantara petani dan luas lahan pertanian di 22 kabupaten dan kota sebagian besar adalah petani dengan kepemilihan lahan seluas 0 hingga 1 hektare.
“Dari sisi keekonomian masih sangat jauh dari kebutuhan ideal,” kata Ganjar. Ganjar akan mencoba memenuhi target produksi pangan dari Kementan dengan menjaga distribusi dan pasokan pupuk bagi petani. Distribusi pupuk bersubsidi di Jateng akan dibuat tertutup rapat.