SRAGEN -- Harga unggas di Pasar Hewan Nglangon, Kecamatan Sragen, naik drastis selama dua pekan terakhir. Kenaikan harga berkisar antara Rp2.000-Rp10.000.
Berdasarkan pantauan Esposin, Senin (4/3/2013), kenaikan harga terjadi pada unggas jenis ayam potong, ayam petelur, ayam kampung dan itik. Itik, ayam kampung dan ayam potong mengalami kenaikan harga paling tinggi. Seekor itik petelur saat ini dijual seharaga Rp40.000/ekor-Rp45.000/ekor. Sebelumnya, harga itik petelur Rp35.000/ekor. Harga ayam kampung sebelumnya Rp40.000/ekor, kini dijual seharga Rp50.000/ekor. Satu kilogram ayam potong juga dihargai Rp18.000/kilogram, naik Rp5.000/kilogram dari harga sebelumnya.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Sementara itu, harga itik potong saat ini Rp18.000/ekor setelah sebelumnya hanya dijual Rp15.000/ekor. Harga ayam petelur saat ini Rp18.000/ekor, naik Rp2.000 dari harga sebelumnya.
Salah satu pedagang unggas yang ditemui wartawan, Sutarmi, 57, mengatakan kenaikan terjadi sejak dua pakan lalu secara drastis. Dua hari sekali, kenaikan harga bisa mencapai Rp1.000-Rp2.000. Menurutnya, saat ini harga berbagai unggas tersebut berada di titik tertinggi.
“Pedagang belum tahu sampai kapan harga jual unggas tetap stabil tinggi. Namun, permintaan unggas, terutama ayam potong tetap tinggi untuk keperluan restoran tertentu,” terangnya.
Pedagang lain, Suparti, 66, mengatakan berkurangnya pasokan unggas ke Pasar Hewan Nglangon menjadi penyebab utama melambungnya harga unggas.
Pasokan unggas dari beberapa kecamatan pemasok, seperti Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gesi, Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Tangen tersendat karena pemasok sedang melakukan panen padi.
Bahkan beberapa petani sudah mempersiapkan musim tanam (MT) II. Sementara adanya kematian itik akibat terjangkit virus Avian Influenza (AI), menurutnya tidak begitu berpengaruh.
“Kejadian tidak melanda seluruh kecamatan pemasok itik, jadi kurang terasa pengaruhnya,” imbuhnya.