Esposin, WONOGIRI -- Harga tanah di sekitar proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) tepatnya di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, melambung hingga 10 kali lipat.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kades Sambiroto, Sukatmo, mengatakan Desa Sambiroto merupakan salah satu desa yang dilewati proyek JLS. Dia menambahkan harga tanah di pinggir proyek JLS mencapai Rp300.000/meter (m). Padahal, sebelum proyek JLS dimulai, harga tanah di sekitar bakal proyek JLS hanya sekitar Rp30.000/m.
“Belakangan ini mulai banyak pengusaha yang datang untuk menyurvei tanah di sini. Tapi hanya beberapa yang jadi membeli tanah. Kemarin ada pengusaha yang membeli tanah di dekat Lapangan Sambiroto. Dia sanggup membayar tanah seluas beberapa meter persegi tersebut dengan harga Rp450.000/meter,” kata dia saat dihubungi, Jumat (12/5/2017).
Proyek JLS membentang sepanjang sekitar 24 km mulai Kecamatan Giriwoyo-Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul. Dia berujar saat pembebasan lahan, setiap warga yang memiliki tanah yang terkena dampak peroyek JLS diberi uang ganti rugi senilai Rp50.000/meter.
“Namun proyek JLS membuat ketinggian tanah di sisi selatan dan sisi utara jalan di Desa Sambiroto menjadi tidak rata. Tanah dan permukiman warga di sisi selatan tanahnya lebih tinggi dari jalan sedangkan tanah dan permukiman di sisi utara lebih rendah. Oleh karena itu harganya tidak sama,” tambah dia.
Dia menambahkan karena permukaan tanah di sisi utara jalan lebih rendah, harganya tidak setinggi harga tanah di sisi selatan jalan. “Harganya paling Rp100.000/m. Soalnya permukaan tanahnya belum lebih rendah daripada badan jalan,” sambungnya.
Terpisah, Camat Pracimantoro, Warsito, menyebutkan terdapat satu kelurahan dan empat desa di Kecamatan Pracimantoro yang dilewati proyek JLS. Satu kelurahan dan empat desa tersebut yakni Kelurahan Gedong, Desa Pracimantoro, Desa Watangrejo, Desa Sambiroto, dan Desa Suci.
“Harga tanah di lima kelurahan/desa tersebut naik setelah proyek JLS dimulai sekitar tahun 2016. Harganya rata-rata sekitar Rp300.000/meter. Padahal waktu pembebasan tanah, permeter tanah dihargai Rp50.000/meter,” ujar dia.
Kendati harga tanah melambung tinggi, Warsito mengatakan kebanyakan warga yang tinggal di sekitar proyek JLS masih enggan menjual tanahnya. “Mungkin eman-eman. Soalnya kalau JLS rampung, tanah-tanah kosong akan dimanfaatkan menjadi tempat usaha,” lanjut dia.