Esposin, KLATEN—Pelaku usaha rambak kulit sapi atau krecek kelimpungan mengatasi mahalnya harga minyak goreng. Pelaku usaha terpaksa menaikkan harga rambak meski belum cukup untuk menutup biaya produksi.
Sentra rambak kulit di Klaten berada di Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas, Klaten. Di desa tersebut setidaknya ada 15 produsen rambak kulit sapi yang tersebar di wilayah Dukuh Tegalmulyo dan Tukuman.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Salah satu produsen krecek, Sajiyono, 62, mengatakan kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi sekitar tiga bulan terakhir. Dia mencontohkan harga minyak goreng kemasan per kardus atau sekitar 12 liter saat ini mencapai Rp230.000-Rp240.000 atau sekitar Rp20.000 per liter. Sebelumnya, harga minyak goreng dalam kemasan per kardus Rp160.000 atau sekitar Rp13.000 per liter.
Baca Juga: Kisah Hidup Adisutjipto dalam Karya Instalasi Berbahan Rongsokan
Naiknya harga minyak goreng itu membuat produsen krecek semakin kelimpungan. Sejak ada pandemi Covid-19, jualan krecek tak selaris sebelumnya. Pesanan krecek dari warga yang menggelar hajatan menurun drastis menyusul kegiatan hajatan sempat dilarang dan kini dibatasi.
Penjualan mengandalkan para bakul serta dijual di pasar tradisional. Kondisi itu ditambah dengan naiknya harga minyak goreng.
“Kalau dalam sehari biasanya menggoreng setengah kuintal sampai 1 kuintal. Tetapi sekarang ini menurun sekitar 30 persen bahan yang digoreng dibandingkan biasanya,” kata Sajiyono saat ditemui di rumahnya di Dukuh Tegalmulyo, Kamis (6/1/2022).
Baca Juga: Sepi Manggung, Dalang Asal Trucuk Klaten Bikin Kerajinan dari Ban Bekas
Penjualan yang relatif sepi ditambah naiknya harga minyak goreng selama beberapa bulan terakhir membuat Sajiyono dilematis. Pada satu sisi, Sajiyono harus menaikkan harga krecek agar tak merugi. Di sisi lain, kenaikan harga itu tak bisa mengikuti naiknya harga minyak goreng agar tak kehilangan pelanggan.
Sajiyono memilih menaikkan harga krecek Rp2.000 dari semula Rp108.000 per kg kini menjadi Rp110.000 per kg. Sajiyono berharap harga minyak goreng bisa segera kembali normal dan tak terus-terusan naik.
“Kondisinya saat ini hanya bisa bertahan. Kalau hitung-hitungan dengan kenaikan itu saat ini tidak mendapatkan untung. Untuk menggoreng per 1 kg bahan sekarang butuh biaya Rp10.000. Sementara harga bahannya [kulit sapi] saat ini sekitar Rp106.000 per kg,” jelas dia.
Baca Juga: Perolehan ZIS Baznas Klaten Menurun, Ada Apa?
Operasi Pasar
Analis Kebijakan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Dewi Wismaningsih, mengatakan harga minyak goreng saat ini masih stabil tinggi. Dari semula Rp11.000-Rp12.000 per liter, beberapa bulan terakhir harga minyak goreng stabil pada Rp18.000-Rp20.000 per liter. “Untuk stok sebenarnya aman,” kata Dewi.Dewi menjelaskan untuk stabilisasi harga minyak goreng, Kementerian Perdagangan mengambil kebijakan agar pemkab mengadakan operasi pasar. DKUKMP Klaten sudah mengusulkan ke pemerintah provinsi agar ada kuota minyak goreng sekitar 660 liter untuk menggelar operasi pasar tersebut dan disebar ke seluruh pasar tradisional di Klaten. Harga minyak goreng yang bakal dijual saat operasi pasar Rp14.000 per liter.
“Kalau tidak akhir pekan ini, ya awal pekan depan untuk operasi pasar. Harga Rp14.000 per liter dan kami tekankan harga senilai itu sampai ke konsumen,” jelas Dewi.