Esposin, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memfasilitasi penyandang disabilitas dengan pelatihan, akses, dan lainnya agar lebih berdaya. Meski demikian, penyandang disabilitas banyak berwirausaha daripada bekerja di perusahaan.
Data Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali menunjukkan di Kabupaten Susu ini ada 6.969 penyandang disabilitas baik fisik maupun mental. Namun, baru 120 orang di antara mereka yang diterima bekerja di perusahaan. Sisanya, difabel berwirausaha bidang konveksi, berjualan, dan lainnya.
Sebanyak 120 orang difabel ini bekerja di salah satu perusahaan tekstil di Boyolali. Perusahaan tersebut menyediakan kuota satu persen dari total 23.000 karyawannya khusus bagi difabel. Sedangkan, lainnya masih menjalani pelatihan kerja.
Baca Juga: Tutup Tebing Longsor, Warga Tegalmulyo Dibantu SAR Klaten
Pemkab Boyolali memfasilitasi difabel dengan berbagai pelatihan kewirausahaan baik yang langsung ditangani Pemkab maupun Kementerian Sosial (Kemensos). Selama ini pendataan dan komunikasi dengan difabel di Boyolali diwadahi melalui Forum Komunikasi Disabilitas Boyolali (FKDB). Pendataan ini misalnya terkait bantuan bagi mereka yang terdampak Covid-19.
“Selain pelatihan, mereka juga dibekali dengan bantuan alat untuk mendukung kegiatan usahanya nanti. Lowongan pekerjaan juga dibuka luas. Namun, memang kebanyakan memilih mandiri,” kata Kepala Dinsos Boyolali, Ahmad Gojali, kepada Esposin, Jumat (3/12/2021).
Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat. Menurut Said, pemberdayaan difabel oleh Pemkab Boyolali dilakukan dengan menggandeng perusahaan terkait kesempatan kerja hingga memberikan pelatihan soft skill dan hard skill melalui skema corporate social responsibility (CSR). Fasilitasi berupa pelatihan ini juga banyak diselenggarakan oleh Dinsos, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM dan lainnya.
Baca Juga: Kunker ke Jatim, DPRD Wonogiri Tak Banyak Dapat Ilmu
Tak hanya itu, Pemkab Boyolali juga membangun ruko bagi penyandang disabilitas sebagai ruang promosi produk-produk yang dihasilkannya. Ruko ini tersedia di Kebun Raya Indrokilo Boyolali yang menjadi etalase mereka. Bupati Said berharap hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan difabel.
"Ini tetap butuh dorongan untuk membangun kesadaran dan kemandirian melalui kelompok seperti komunikasi lewat FKDB agar bersama-sama saling menyemangati. Lalu, menumbuhkan kemauan dan percaya diri tiap anggota," ujar Said.