Esposin, BOYOLALI -- Setelah hampir satu tahun diresmikan dan difungsikan, tepatnya per 9 November 2023, Pasar Ikan Bersih dan Kuliner Boyolali hanya menyisakan satu pedagang yang bertahan.
Dari pantauan Esposin, bangunan dua lantai pasar ikan di bekas Lapangan Sunggingan tersebut masih kokoh berdiri. Beberapa lapak berlantai keramik putih masih ada, akan tetapi yang terisi hanya satu lapak.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Satu-satunya pedagang ikan yang masih bertahan yaitu Joko S, warga Pulisen, Boyolali. Ia menyampaikan saat awal diresmikan sebanyak 14 lapak terisi semua. Namun, sekitar sebulan setelah diresmikan, para pedagang memilih kembali ke lapak oprokan.
Ia menduga hal tersebut karena Pasar Ikan Bersih dan Kuliner Boyolali itu sepi pembeli sehingga kini tinggal Joko bertahan seorang diri. Joko mengatakan kebanyakan pembeli memilih berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Sunggingan Boyolali sehingga biasanya juga sekalian membeli ikan di Pasar Sunggingan.
Terlebih, tidak semua pembeli datang dengan tujuan membeli ikan melainkan membeli barang lain, lalu tak sengaja melihat ikan dan tertarik membeli.
"Saya masih bertahan karena masih ada pelanggan. Namun, stok saya juga enggak banyak, ada pembeli biasanya kirim pesan dulu baru saya carikan," kata dia saat berbincang dengan Esposin di lapaknya, Selasa (2/7/2024).
Sehari-hari ia membawa maksimal lima kilogram lele, empat kilogram ikan nila, dan beberapa kilogram ikan lain. Ia mengatakan sempat ada pembeli datang ke Pasar Ikan Bersih dan Kuliner Boyolali seusai Car Free Day (CFD).
Berdasarkan penuturan para pembeli, jelas Joko, mereka baru tahu keberadaan Pasar Ikan Boyolali seusai sosialiasi di CFD. Sehingga, ia berharap sosialiasi keberadaan Pasar Ikan Boyolali digencarkan.
Dengan sosialisasi dan promosi, keberadaan Pasar Ikan Boyolali akan dikenal dan ramai pengunjung dan pedagang bakal mau berjualan lagi di Pasar Ikan Boyolali.
Terkait uang sewa, Joko mengatakan saat ini masih gratis. Namun, ia mendengar informasi setahun setelah diresmikan dan digunakan, pedagang bakal ditarik retribusi. Terkait perkembangan sewa atau retribusi terbaru, Joko belum mendengarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Darmadi, menyampaikan telah melakukan berbagai cara untuk meramaikan Pasar Ikan Boyolali Bersih dan Kuliner.
Para pedagang yang berjualan juga dibebaskan dari pungutan retribusi. Namun, hal tersebut belum mampu menarik pembeli. Disdagperin Boyolali juga berusaha untuk memasarkan kios kepada para pedagang.
"Kami sudah menyosialisasikan ke semua pedagang ikan bahwa masih ada lapak jualan di sana," jelas dia.