olopos.com, KARANGANYAR-Minimnya literasi etnobotani di lingkungan siswa terhadap tanaman empon-empon, memantik guru biologi SMA Negeri 1 Karanganyar, Endang Sri Lestari, untuk mengangkat tema itu dalam disertasinya.
Disertasi berjudul Pengembangan Model Pembelajar Inkurikukum Etnobotani untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa ini pun membawanya meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude. Endang menyelesaikan program pendidikan pasca Sarjana UNS selama 4 tahun dengan IPK 3,89.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Sidang promosi gelar Doktor Endang Sri Lestari, diuji sebanyak 14 orang penguji dengan promotor Prof. DR.rer.nat.Sajidan, MS.i, serta dua orang co promotor masing-masing, Prof. DR.Fitria Rahmawati, S.Si.MS.i dan DR.Meti Indrowati, S.Si.M.Si.
Guru Biologi SMAN 1 Karanganyar ini mengatakan tertarik mengangkat disertasi tersebut karena konten materi etnonotani sebenarnya sudah membudaya di masyararakat seperti empon-empon (tanaman jamu). Namun sayangnya belum banyak siswa yang tertarik bahkan mengenalnya. Kondisi ini apabila dibiarkan dan diabaikan, akan membuat generasi Z tidak mengetahui apa itu tanaman empon-empon.
"Kalau ini tidak dikenalkan dan dimanfaatkan, ke depan tanaman empon-empon bisa punah," kata dia saat tasyakuran gelar doktor di Aula SMA Negeri 1 Karanganyar pada Senin (2/9/2024).
Endang menilai literasi siswa tentang ilmu botani, masih kurang. Padahal, menurut Endang, konten materi botani, telah membudaya di masyarakat. Akan tetapi, para siswa tidak tertarik. Sehingga literasi ini harus dibangun kembali. Salah satu caranya, dengan mengenalkan Etnobotani kepada siswa. Apalagi, literasi ini, tidak masuk dalam kurikulum. Endang mengatakan akan menerapkan ilmu yang diperoleh, tidak hanya di SMA Negeri 1 Karanganyar di seluruh sekolah yang ada.
"Saya abdikan ilmu yang saya dapat, kepada anak-anak dan akan saya kembangkan ke sekolah lain," ujar wanita yang telah menjadi guru sejak tahun 2003 lalu itu.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 6 Jawa Tengah Agus Wijayanto mengatakan capaian prestasi yang diraih guru Biologi SMA Negeri 1 Karanganyar ini, menjadi dorongan semangat bagi guru lain untuk menempuh pendidikan yang sama.
Menurut Agus, guru yang menempuh ke jenjang pendidikan S3, untuk wilayah Jawa Tengah, masih sangat sedikit. Sebagian besar para guru hanya berpendidikan S2. Padahal pemerintah memberikan beasiswa bagi yang hendak mengambil studi S3. Hanya saja beasiswa diberikan setelah pemohon memenuhi persyaratan yang diberlakukan.
"Guru yang menyelesaikan pendidikan S3 masih minim. Selain faktor biaya, juga masa studi yang lama. Kita juga menyediakan beasiswa. Tentu saja ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Selain umur, juga harus memiliki persyaratan akademik," katanya.