Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Inilah prosesi Grebeg Pangan Sehat yang digelar Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Solo, yang mirip dengan peristiwa ketika digelar Grebeg Mulud atau Grebeg Besar di Keraton Kasunanan Surakarta yang digelar tiap tahun. Meski panitia sudah berusaha agar gunungan tidak diperebutkan, tetap saja para penonton memperebutkannya. “Tidak ramai kalau tidak ada rebut-rebutannya,” celetuk salah satu pengunjung.
Panitia pun tampaknya tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Panitia hanya berharap maksud diadakannya Grebeg Pangan Sehat pagi itu mengenai sasaran yakni mengampanyekan pangan sehat. “Apa yang dibawa dan dikirab dalam acara ini adalah jenis pangan sehat, alami, bahkan makanan tradisional yang hampir tenggelam dari peredaran pun dimunculkan. Lebih menarik lagi, makanan itu tidak ada yang beli, tapi dibuat sendiri oleh peserta grebeg,” kata salah satu panitia, Indrias Tri Purwanti, kepada wartawan di sela-sela acara.
Walikota Solo, Joko Widodo, meskipun tidak ikut kirab dan mendelegasikan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Suharto untuk memimpin grebeg mengaku menikmati acara itu. Dia mengaku senang dan berharap masyarakat bisa kembali pada jenis-jenis makanan lokal yang lebih bergizi dan sehat. “Acara ini sangat bagus untuk menyosialisasikan bahwa makanan tidak hanya beras dan tidak melulu impor, fastfood dan sebagainya. Bahwa yang namanya bothok, nogosari dan makanan lain dari ketela pohon itu adalah makanan yang organik dan sehat. Banyak makanan sekarang yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks yang membahayakan dan biasanya justru disukai anak-anak,” kata Jokowi.
Mengenai makanan-makanan mengandung bahan kimia berbahaya itu, Jokowi mengatakan Pemkot akan terus meningkatkan pengawasan hingga ke produsen. Namun diakuinya hal itu memang tidak mudah sehingga kembali ke pangan lokal dan alami dinilai menjadi jalan paling baik.
Grebeg Pangan Sehat, kemarin, selain digelar untuk memperingati Hari Pangan Sedunia yang bertepatan dengan hari itu, juga untuk mengkampanyekan kepada masyarakat untuk kembali ke pangan lokal yang terbuat dari bahan-bahan yang lebih sehat. Grebeg tersebut diikuti sekitar 30 kelompok, terdiri atas kalangan produsen makanan, anak sekolah, mahasiswa, Karang Taruna, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), perwakilan Kantor Ketahanan Pangan dari kabupaten sekitar Solo, dan lain-lain. Tidak hanya gunungan makanan yang dikirab, acara itu juga diramaikan sejumlah tim kesenian.
Suharsih