“Nanti akan ada dua gunungan yaitu Gunungan Jaler dan Estri. Nanti kedua gunungan yang dibuat dari nasi dan sayur mayur itu akan dibagikan kepada warga setelah dikirab,” tegas raja Pajang, Kanjeng Raden Adipati Suraji Joyonegoro.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Menurut dia pihaknya sengaja menggelar prosesi ini guna mengenang sejarah Djaka Tingkir yang dulu pernah berkuasa di Pajang. Selain itu acara ini digelar untuk nguri-uri budaya Jawa agar tak terlupakan oleh generasi nuda.
Dia menambahkan rute prosesi kirab ini berbeda dengan kirab malam 1 Sura tahun lalu yang mengelilingi kampung setempat. Sebab rute Garebeg Maulud ini jauh lebih pendek, karena akan berakhir di Lapangan Makamhaji yang dinilai merupakan Alun Alun Keraton Pajang semasa pemerintahan Djaka Tingkir masih eksis.
Prosesi kirab ini akan melibatkan sejumlah abdi dalem, simpatisan dan sebagainya. “Selain itu kami nanti juga akan mengadakan pengobatan gratis untuk warga. Silakan manfaatkan kesempatan ini, karena di Keraton Pajang akan dilaksanakan pengobatan gratis alternatif oleh penasihat spiritual kami,” tandas dia
Suradi menjelaskan penasihat spiritualnya dianggap mampu mengobati berbagai macam jenis penyakit. Oleh sebab itu pada hari ini pihaknya berharap kesempatan ini tak disia-siakan warga. Menyinggung soal persiapan, pihaknya menyatakan tak masalah. Bahkan pendukung fragmen kisah Djaka Tingkir dan macapatan yang akan disajikan pada Garebeg Maulud juga telah berlatih rutin sehingga siap ditampilkan.
JIBI/SOLOPOS/Iskandar