Pada 2022, graduasi mandiri dan alami nonkomponen diperkirakan berjumlah ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di lima kecamatan.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Petugas pendamping PKH turut membimbing pengembangan usaha yang dijalankan masing-masing penerima PKH.
Mereka diberikan motivasi agar mampu mengembangkan usaha sehingga mendapatkan penghasilan yang memadai setiap bulan.
“Kami berupaya membantu para KPM agar tak lagi menerima bantuan PKH dari pemerintah pusat. Sehingga status ekonominya meningkat sehingga secara sukarela mengajukan permohonan tak lagi menerima bantuan sosial,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Fakir Miskin Dinas Sosial (Dinsos) Solo, Lusi Sari, saat ditemui Esposin, di kantornya, Rabu (20/7/2022).
Bermacam-macam usaha yang dijalankan para penerima PKH. Ada yang membuka warung makan, toko kelontong hingga laundri. Ini bagian dari upaya percepatan graduasi mandiri penerima PKH.
Pada 2021, ada 3.600 KPM PKH yang dinyatakan tidak mendapatkan bantuan PKH di Kota Solo. Mereka dianggap sudah mencapai kemandirian lantaran status ekonomi keluarga meningkat.
“Tahun ini, jumlah graduasi PKH juga ribuan keluarga. Namun, angka pastinya masih dalam proses validasi petugas pendamping PKH di masing-masing kecamatan,” ujar dia.
Lusi menyampaikan petugas juga melakukan sinkronisasi data kependudukan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Solo.
Hal itu bagian dari validasi dan verifikasi data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang menjadi acuan dalam menentukan penerima bansos.
Berdasarkan surat keputusan (SK), jumlah penerima bantuan PKH di Solo sebanyak 21.116 KPM.
“KPM PKH paling banyak di wilayah Kecamatan Banjarsari dibanding Pasar Kliwon. Meski wilayah Pasar Kliwon paling padat penduduknya,” ujar dia.