Berdasarkan pantauan Esposin, Minggu (5/1/2013), gorong-gorong ambrol itu terdapat di dinding kali sebelah timur. Keberadaan gorong-gorong itu terpaut tak lebih dari empat meter di sebelah utara Jembatan Kyai Mojo.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Sementara permukaan jalan akibat ambrolnya gorong-gorong ambles sekitar satu meter. Amblesnya permukaan jalan merata.
Dan, warga terpaksa menutup sekaligus akses jalan di sana dengan perangkat sekadarnya. “Banyak pengguna jalan ini, utamanya pelajar SMP,” terang Ketua RT 003, Warto saat ditemui Esposin di lokasi.
Warto menerangkan sedikitnya 30 kepala keluarga menggunakan jalur tersebut. Ditambah ratusan pelajar, pengguna jalan itu disebut Warto harus mengalang mencari jalan lainnya.
“Ini berangsur-angsur parah. Hingga akhirnya ambrol. Kami bisa saja mengurug tapi di bawah kan gorong-gorong saluran air, jadi bis gorong-gorong diperbaiki dulu baru bisa kami urug,” terangnya.
Ketua RW 13 Semanggi, Wahyu Hartono menjelaskan dirinya sudah melayangkan surat kepada Dinas Pekerjaan Umum. Bahkan, pemberitahuan ke sejumlah anggota DPRD Kota Solo juga dilakukan.
“Tapi lamban, saya pikir dengan anggaran akhir tahun masih bisa diperbaiki tapi faktanya hingga saat ini belum direspons. Kami melapor sejak 1 November lalu,” ujarnya.
Praktis akibat ambrolnya gorong-gorong itu, sambung dia, sirkulasi pembuangan air sepanjang Jl. Kyai Mojo juga terganggu. Selain membuat pembuangan air tersendat di musim hujan ini, rusaknya prasarana itu juga mengancam keberadaan bangunan di samping timur persis badan jalan menuju kampung RT 003 Semanggi Dewutan tadi.