Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut biaya pemeliharaan Masjid Raya Sheikh Zayed di Gilingan, Banjarsari, sangat besar dan tidak bisa hanya mengandalkan APBD Solo. Pengelolaan masjid nantinya diserahkan Kementerian Agama (Kemenag).
“Maintenance dari Kemenag. Saya membereskan yang di luarnya, PKL [pedagang kaki lima], parkir liar, macet, soalnya untuk maintenance gede banget, enggak bisa kalau hanya mengandalkan APBD,” katanya kepada wartawan di Pura Mangkunegaran, Selasa (8/11/2022).
Promosi Konsisten Berdayakan UMKM, BRI Jadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
Ditanya berapa biaya pemeliharaan, Gibran tidak menyebut angka pasti. Namun ia mengatakan pengelolaan masjid dilakukan seperti pengelolaan Masjid Istiqlal di Jakarta. Kemenag telah menyiapkan tiga bidang pengelolaan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
“Nanti Pak Menteri memberikan arahan khusus kepada kami, satu hari sebelum peresmian masjid akan dikukuhkan untuk imam besar serta pengelolaannya. Ada beberapa bidang imam besar, saya hanya memberikan masukan-masukan saja,” paparnya.
Ditanya apakah Presiden Jokowi Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ akan melakukan salat pada peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Gibran mengaku belum tahu.
Baca Juga: Kunjungi Masjid Sheikh Zayed Solo, Menteri PUPR Minta Perbaikan di Sana-Sini
“Nanti dulu, nek jam salat ya salat [kalau peresmian bersamaan dengan waktu salat maka Presiden salat. Nek enggak jam salat ya potong pita tok [apabila peresmian tidak di waktu salat maka peresmian hanya memotong pita saja],” paparnya.
Gibran menambahkan Detasemen Pembekalan Angkutan (Denbekang) IV-44-04/Surakarta sudah dirobohkan untuk lokasi parkir Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Sabtu (5/11/2022).
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut pengelolaan Masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Gilingan, Banjarsari, akan diserahkan kepada Kemenag sesuai arahan Presiden Jokowi .
Baca Juga: Tingginya 75 Meter, 4 Menara Masjid Sheikh Zayed Solo Tak Bisa Diakses Publik
Pembangunan Islamic Center
Hal itu disampaikan Yaqut ketika memimpin rapat bersama Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis. Rapat secara daring tersebut membahas rencana persiapan peresmian replika masjid, pembangunan Islamic Center Solo, dan pengiriman imam masjid Indonesia untuk UEA.“Ini sudah kami pikirkan bersamaan dengan tata kelola masjid. Waktu saya dipanggil Presiden dan beliau menanyakan soal pengelolaan masjid Syeikh Zayed. Kami meminta pengelolaannya di Kementerian Agama agar secara ideologi lebih terjaga,” kata Yaqut melalui laman resmi Kemenag, Kamis (29/9/2022).
Dia menjelaskan Presiden menyetujui pengelolaan masjid oleh Kemenag dan Presiden meminta apabila disetujui Islamic Center Solo menjadi penunjang kegiatan di masjid.
Baca Juga: Segera Diresmikan, Masjid Sheikh Zayed Gilingan Solo Bisa Tampung 4.000 Orang
Husin menambahkan UEA berencana menanggung semua biaya pembangunan Islamic Center Solo yang akan menjadi penopang kegiatan Masjid Syeikh Zayed Solo. Dia berharap Kemenag segera menyiapkan draf kerja sama pembangunan Islamic Center Solo yang akan dibiayai oleh UEA.
Menurut dia, draf kerja sama antara Indonesia dan UEA tersebut nantinya akan dibahas saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022. "Dari pihak UEA sudah oke kalau mereka yang akan membiayai pembangunan Islamic Center Solo, tinggal kami siapkan draf kerja samanya,” jelasnya.