Esposin, SOLO--Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka ingin mengubah image Solo yang kerap dianggap kota teroris menjadi kota toleran di Tanah Air.
Gibran mengapresiasi pemilihan Solo sebagai lokasi Wahana Negara Raharja (WNR) yang diselenggarakan Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Hotel Alila Solo, Jumat (29/9/2023).
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu ingin mengubah image Solo menjadi kota toleran di Indonesia. “Biasanya, image Solo sebagai kota kurang toleran. Kota penghasil teroris. Tapi, sekarang sudah berubah. Kalau ada intoleransi, seperti penyegelan rumah ibadah, saya yang akan menyelesaikannya,” kata dia, Jumat (29/9/2023).
Tren positif sikap toleransi di Kota Bengawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dalam pencapaian skor toleransi dalam IKT 2021 yang menempatkan Kota Solo di ranking sembilan.
Setahun kemudian, skor toleransi melonjak tajam yang berimplikasi pada ranking naik menjadi ke-4. “Dulu memang Solo image-nya jelek seperti itu. Waktu pertama menjabat di Solo masuk sebagai kota toleran nomor sembilan. Sekarang naik menjadi nomor empat sebagai kota toleran di Indonesia,” ujar dia.
Gibran lantas mengambil kebijakan untuk memberikan ruang bagi umat beragama yang hendak merayakan hari besar keagamaan di kawasan Balai Kota Solo.
Setiap momen hari besar keagamaan, umat beragama memasang ornamen dan hiasan di area Balai Kota Solo sampai Jalan Jenderal Sudirman.
Sementara itu, Ketua Umum MNSBDI, Herwindra Aiko Senosoenoto mengatakan pemilihan Solo sebagai lokasi acara WNR bukan tanpa alasan.
Kota Solo menjadi representasi kerukunan dan toleransi umat beragama. Tak ada lagi perbedaan antarumat beragama. Justru perbedaan itu menjadi fondasi utama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Solo menjadi salah satu kota yang mampu mewujudkan keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama,” kata dia.