Esposin, SOLO– Wali Kota Solo yang juga sebagai calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka membocorkan materi debat keempat untuk pemilihan presiden dan wakil presiden yang bakal diselenggarakan KPU, Minggu (14/1/2023).
Materi yang bakal disampaikan Gibran pada debat keempat itu dibocorkan pada sesi tanya jawab pada konsultasi publik rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Solo 2025-2045 di Solo Paragon Hotel dan Residences, Kamis (4/1/2024).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Direktur Program Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti, memantik diskusi mengenai pembangunan Kota Solo untuk ketahanan pangan. Kota Solo sudah tidak memiliki lahan pertanian.
Hadir dalam konsultasi publik RPJMD Kota Solo 2025-2045 para pemangku kepentingan, antara lain birokrasi, komunitas, akademisi, pengusaha, dan media. Forum itu berlangsung sekitar tiga jam.
Sementara debat keempat yang diselenggarakan KPU mengusung tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa.
“Masalah bonus demografi, smart farming, saya sebenarnya gak boleh menjelaskan ini karena untuk bahan debat tiga pekan lagi, tapi gak apa-apa saya jelaskan. Solo tak punya lahan, namun di kiri kanannya [sekitar Solo] punya lahan, kami punya anak-anak muda yang banyak. Sekarang belum tertarik di bidang pertanian. Kami akan isi kekosongan itu dengan smart farming, urban farming kan sudah ada,” papar dia.
Gibran menjelaskan smart farming yang akan didorong Pemkot Solo, antara lain pemanfaatan Internet of Things (IoT), uji pH tanah/unsur hara, pemanfaatan drone untuk penyemprotan pestisida, dan penggunaan sejumlah aplikasi untuk memprediksi perubahan iklim.
“Anak-anak Solo mainnya di situ karena gak ada lahan,” kata dia. Menurut dia, Kota Solo harus mengambil peran dalam penelitian dan pengembangan para pertanian. Salah satu wadah yang bisa digunakan adalah Solo Technopark di Kecamatan Jebres, Solo.
Sebegai informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, menjelaskan smart farming menjadi pendukung teknologi yang penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, seperti air dan pupuk dengan memanfaatkan teknologi sensor dan pemantauan secara real-time sehingga dapat meminimalisasi limbah, menghemat biaya produksi, dan berkontribusi nyata pada pertanian berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Program Gita Pertiwi Titik Eka Sasanti menjelaskan pentingnya kolaborasi antardaerah sekitar Kota Solo untuk ketahanan pangan. Kolaborasi itu bisa diwujudkan dengan program jaminan suplai pangan berkelanjutan.
“Program jaminan suplai pangan berkelanjutan perlu diwujudkan, kalau urban farming di Solo terbatas, kontribusi pangannya minim. Lebih baik memanfaatkan potensi yang ada untuk menjalin kerja sama dan kabupaten sekitar yang jadi produsen pangan,” papar dia.
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah menjadi bahan pembelajaran bersama. Suplai bahan pangan di Kota Solo terganggu akibat pembatasan sosial.