Esposin, KARANGANYAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar gerak cepat (gercep) memperbaiki alat deteksi dini banjir di Dusun Ngentak, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat.
Alat berupa early warning system (EWS) tersebut tak berfungsi saat anak Sungai Bengawan Solo meluap hingga merendam rumah penduduk setempat pada Kamis (2/3/2023) dini hari.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Bagoes Darmadi, mengatakan perbaikan segera dilakukan petugas. Terakhir dilakukan pengecekan awal Februari lalu. Saat itu, kondisi EWS masih berfungsi.
"Kami cek terakhir masih berfungsi. Kalau kemarin saat air sungai meluap tidak berfungsi akan kita cek lagi," kata Bagoes ketika berbincang dengan Esposin, Jumat (3/3/2023) pagi.
Bagoes mengatakan pengecekan alat deteksi atau EWS yang dipasang di lokasi rawan bencana, baik longsor maupun banjir selalu dilakukan rutin oleh petugas. Di Karanganyar ada 15 EWS yang terpasang di lokasi rawan bencana longsor dan banjir.
"Sebanyak 11 alat EWS dipasang di daerah rawan longsor dan empat di rawan banjir," katanya.
Dia meminta kepada warga untuk aktif melaporkan jika kondisi alat EWS yang terpasang tak berfungsi atau mengalami kerusakan. Meskipun ada petugas rutin yang melakukan pengecekan alat tersebut setiap satu bulan sekali.
Alat tersebut bekerja memberikan peringatan apabila terjadi pergerakan tanah yang berpotensi mengakibatkan bencana longsor maupun air sungai meluap.
"Kondisi EWS baik dan berfungsi optimal. Beberapa EWS yang rusak telah diperbaiki dan diganti," kata dia.
Dia menuturkan, pemasangan EWS ini lebih mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul. Bagoes mengingatkan warga untuk siaga bencana alam seperti banjir maupun longsor.
Siaga dini perlu ditingkatkan bersama mengingat curah hujan yang tinggi hingga beberapa pekan kedepan. Perkiraan tersebut sesuai dengan informasi yang diterima BPBD dari BMKG.
Kerawanan seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor tersebar di wilayah Karanganyar. Masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah rawan, seperti dekat sungai, pohon besar dan tebing untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Curah hujan diperkirakan terus mengalami peningkatan. Kami minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kerawanan bencana alam seperti banjir, angin kencang,dan tanah longsor," ujarnya.
Dia mengatakan peta kerawanan bencana alam di Karanganyar dibedakan berdasarkan wilayah geografis. Seperti di dataran rendah, khususnya dekat aliran Sungai Bengawan Solo.
Di lokasi tersebut rawan banjir meliputi Desa Ngringo, Kecamatan Jaten; Desa Waru, Desa Kebak di Kecamatan Kebakkramat. Lalu Desa Jeruksawit dan Kragan, Kecamatan Gondangrejo. Dikatakannya wilayah tersebut menjadi langganan banjir.
Sedangkan ancaman tanah longsor tersebar di kawasan Lereng Gunung Lawu, seperti Kecamatan Jenawi, Kerjo Ngargoyoso, Tawangmangu, Karanpandan, dan Matesih.
Sementara bencana angin kencang tersebar di wilayah Karanganyar. Antisipasi sudah dilakukan terhadap kerawanan angin kencang dengan melakukan pemangkasan pohon besar dan rawan roboh.