Langganan

Gelar Acara di Mangkunegaran Solo, Bapanas Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Pangan

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 29 September 2024 - 20:58 WIB

ESPOS.ID - Pembukaan International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) 2024 di Lapangan Pamedan Pura Mangkunegaran, Minggu (29/9/2024) siang. Dalam acara itu Bappenas mengajak masyarakat kurangi sampah pangan.

Esposin, SOLO -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar selebrasi memperingati Hari Kesadaran Internasional Susut dan Sisa Pangan 2024 atau International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) 2024 di Lapangan Pamedan Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (29/9/2024) siang.

Selain Bapanas, acara itu digelar bersama oleh Food and Agriculture Organizatiton of United Nasion (FOA) Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, serta beberapa mitra swasta lainnya yang aktif mengampanyekan susut dan sisa pangan.

Advertisement

Pantauan Espos di lokasi, acara tampak meriah karena terdapat beberapa agenda yang melibatkan banyak pihak, mulai dari seremonial dan kampanye berhenti boros pangan, karnafun, gerakan pangan murah, expo UMKM, dan beragam agenda hiburan lainnya.

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo, dalam sambutannya menyampaikan acara siang itu merupakan rutin digelar sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah pangan di Indonesia.

Advertisement

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo, dalam sambutannya menyampaikan acara siang itu merupakan rutin digelar sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah pangan di Indonesia.

Dengan slogan “Stop Boros Pangan. Demi Kita, Demi Bumi”, acara siang itu diharapkan mampu memberi kesadaran akan bagaimana mengelola susut dan sisa pangan kepada masyarakat Soloraya secara khusus dan Indonesia secara umum.

“Gerakan [Stop Boros Pangan] yang digagas FOA ini pertama kali digerakan sejak 2020. Namun Bapanas baru mulai 2021 karena memang baru dibentuk pada tahun itu. Akan tetapi sejak 2021 itu Bapanas berkomitmen terlibat dalam gerakan ‘Stop Boros Pangan’,” kata Deputi II Bapanas itu.

Advertisement

Moral Pangan

“Karena menuntut kesadaran maka ini berkaitan dengan moral dan kita bisa menyebutnya moral pangan,” ungkap Nyoto.

Nyoto mencontohkan pada awal kemerdekaan Indonesia nyaris seluruh masyarakat Indonesia hanya makan bubur, tidak ada makanan lainnya. Karena itu pula kemudian, masyarakat masa itu memiliki kesadaran untuk menghargai dan menghasilkan pangan lainnya yang mudah ditemui masyarakat saat ini.

“Muncul pula kesadaran masyarakat dahulu bahwa kalau makan harus habis, kalau tidak habis akan membuat ayam pada mati. Kenapa ayam pada mati, karena makanannya diberikan ke ayam kemudian ayamnya makan, menjadi gemuk, dan disembelih,” guraunya.

Advertisement

Dari gurauan itu ada hal penting yang menurutnya perlu diteladani oleh masyarakat saat ini, yakni menghargai serta memanfaatkan pangan yang ada dengan sebaik-baiknya karena dengan begitu masyarakat tidak akan ada makanan yang terbuang sia-sia yang pada gilirannya akan menciptakan stok pangan baik untuk masyarakat lainnya yang kekurangan pangan ataupun untuk masa depan.

“Kita harus stop, kita jangan membuang makanan dengan sia-sia. Karena banyak saudara kita di luar sana yang kelaparan atau kekurangan makanan,” kata dia.

Selain itu, Nyoto juga memaparkan apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk menggalakkan gerakan Stop Boros Pangan itu, di antaranya menyatukan berbagai pihak untuk mengampanyekan gerakan itu serta membuat kebijakan agar kampanye itu bisa diterima oleh masyarakat luas, salah satunya melalui acara pagi itu.

Advertisement

Mengurangi Emisi Karbon

“Kenapa kami memilih [tempat acara] di sini [Solo]. Karena di sinilah kita akan memulai lagi untuk terus mendukung bagaimana agar pemerintah menyiapkan regulasi yang lebih baik lagi untuk menyelamatkan pangan, menyelamatkan kita, dan menyelamatkan dunia,” ujarnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Jateng, Ema Rachmawati, yang hadir mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menyampaikan terima kasih kepada Bapanas karena telah memercayai Jateng dan Solo sebagai tempat sosialisasi Stop Boros Pangan.

“Kami sangat mendukung upaya berhenti boros pangan ini. Semoga dengan adanya acara ini masyarakat menjadi semakin paham akan menghargai dan mengelola susut dan sisa pangan,” katanya.

Salah satu lembaga mitra Bapanas yang aktif mengampanyekan Stop Boros Pangan, FoodCycle of Indonesia, mengaku sejak didirikan pada 2017 lalu, lembaga itu telah menampung dan membagikan kembali makanan sebanyak 842 juta ton.

“Jumlah donasi makanan itu untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya,” kata salah satu anggota FoodCycle of Indonesia, Andy Gunardi, saat sesi Three Minutes Talks siang itu.

Jumlah penerima manfaat dari program food cycle itu lebih kurang 100.000 orang dan 147 organisasi. Selain itu, lanjut Andy, lembaganya juga berhasil menghindarkan emisi karbon dari sisa makanan lebih kurang 2.104 ton.

Dia berharap agar surplus makanan di Indonesia bisa terkendali agar tidak ada makanan yang terbuang sia-sia serta mampu menekan pengeluaran emisi karbon.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif