KARANGANYAR--Keluarga Suprapto, pemuda lugu asal Desa Suruhkalang, Jaten, tetap meyakini Sri Wahyuningsih adalah sosok makluk halus alias peri penunggu Waduk Lalung.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Hal itu disampaikan ibu korban, Yatiyem, dan para kerabat Suprapto, saat ditemui Esposin di kediamannya, Kamis (1/11/2012). Di sisi lain, kondisi Suprapto masih merasa terguncang setelah rencana lamaran dan pernikahannya, batal.
Pihak keluarga mendorong Suprapto memperbanyak aktivitas fisik untuk melupakan musibah yang baru saja menimpanya. Kepada Esposin, Yatiyem mengisahkan Suprapto pernah memberikan cincin emas seberat dua gram seharga Rp375.000.
Cincin itu dibeli menggunakan uang Yatiyem. Hingga saat ini cincin tersebut diduga kuat masih dibawa oleh Sri Wahyuningsih. Sedangkan Sri hanya memberikan satu kemeja kotak-kotak dan sabuk warna hitam. “Kata anak saya kemeja dan sabuk ini dibelikan Sri di Beteng Trade Center (BTC),” akunya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar gagal menikahi Sri Wahyuningsih.
Saat akan mengirimkan hantaran, keluarga Suprapto tidak berhasil menemukan kediaman Sri Wahyuningsih--mengaku warga Kepuh RT 003/RW 013 Lalung, Karanganyar--yang berada tepat di pinggir Waduk Lalung, sejak Minggu (28/10).
Bahkan menurut Suprapto, terdapat empat mobil mewah dan beberapa sepeda motor di rumah Sri. Ironisnya, saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
Ironisnya lagi, Yatiyem, ibu dari Suprapto, telah menjual satu petak tanahnya seluas 100 meter persegi seharga Rp20 juta.
Rencananya uang hasil penjualan tanah akan digunakan untuk membiayai pernikahan anak keduanya itu. “Saya memang sudah pernah berbicara via ponsel dengan Sri. Suaranya lembut dan berbahasa sangat sopan. Sehingga tidak terpikirkan sedikit pun oleh saya kalau perempuan itu menipu,” aku dia.
Keluarga Suprapto juga telah menyiapkan barang serah-serahan berikut perhiasan dan uang tunai sebagai mahar. Kini, setelah Sri menghilang, barang-barang tersebut hanya bisa disimpan di salah satu ruang tidur rumah Suprapto. Keluarga Suprapto dan warga Kepuh, Lalung, kemudian mengaitkan kejadian tersebut dengan cerita mistis yang berkembang di Waduk Lalung.
“Warga menduga Sri adalah peri atau makhluk halus penunggu sendang pohon beringin,” ungkap Yudi Suharto diamini sejumlah warga Kepuh.