KARANGANYAR--Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Karanganyar masih menunggu kiriman vaksin khusus untuk itik agar tidak terkena serangan virus H5N1 atau flu burung. Selama ini unggas yang kerap terserang flu burung jenis itik.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Saptawan Hadiputra, mengatakan terjadi varian jenis virus H5N1 yakni dari varian 2.1.3 menjadi varian 2.3.2. Alhasil, vaksin yang dibuat sebelumnya hanya dapat memproteksi unggas tertentu. Vaksi itu belum dapat sepenuhnya memproteksi unggas jenis itik.
“Kemungkinan bulan ini, vaksin akan segera dikirim dari Pemerintah Pusat,” ujarnya kepada Esposin awal pekan kemarin.
Saptawan menjelaskan pada varian 2.1.3, itik yang terinfeksi flu burung tidak sampai mengakibatkan itik mati. Namun pada varian 2.3.2, itik yang terserang virus H5N1 langsung mati. Sehingga diperlukan vaksin paten yang dapat memproteksi itik.
Menurutnya, penyebab perubahan varian tersebut karena beberapa faktor seperti bawaan daging itik impor atau imigrasi burung.
“Kondisi ini bukan hasil mutasi namun karena ada perubahan varian jenis virus.”
Selama ini, pihaknya telah mensosialisasikan bio security kepada para peternak unggas terutama itik. Biasanya, para peternak tidak melakukan vaksin secara rutin sehingga apabila seekor itik terserang virus flu burung maka cepat menular ke itik lainnya.
Berdasarkan data Disnakkan Karanganyar, serangan virus flu burung terbesar terjadi pada pertengahan Desember 2012. Saat itu, ribuan unggas mati mendadak di empat kecamatan yakni Karangpandan, Jatipuro, Jaten, dan Mojogedang.