Wajah Parni, 50, warga Gaum, Tasikmadu, Karanganyar terlihat kusam, Kamis (16/8/2012) sekitar pukul 09.30 WIB. Tatapan matanya kosong. Sesekali dia berbincang dengan warga lain.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Pagi itu, dia duduk bersama dengan puluhan warga lainnya di sekitar taman di Alun-alun Karanganyar tepatnya di depan Masjid Agung setempat. Mereka menunggu ritual tahunan pembagian zakat fitrah. Namun kali ini, mereka harus gigit jari. Pengorbanan tenaga seakan terbuang sia-sia lantaran Badan Amal Zakat Infaq Sadaqah (Bazis) tidak membagikan zakat fitrah. Zakat fitrah dibagikan langsung di takmir masjid masing-masing wilayah.
“Pun ngentosi zakat fitrah saking enjing,” ujar Parmi.
Parmi datang menggunakan sepeda onthel dengan membawa beronjong yang berisi rongsokan sejak pukul 06.00 WIB. Dia sengaja datang bersama beberapa warga lain menuju masjid agung untuk ikut mengantre pembagian zakat bagi warga kurang mampu. Dirinya berharap mendapatkan jatah fitrah dari masjid untuk Lebaran.
“Nggih kula kecewa. Saya datang ingin ketemu Bu Rina (Bupati Karanganyar Rina Iriani) biar dapat fitrah,” tuturnya.
Dia mengatakan zakat dan fitrah dari masjid sangat berarti bagi keluarganya mengingat pekerjaan suami yang serabutan. Selain itu baju keperluan Lebaran belum juga dapat terpenuhi karena tak ada uang.
Tidak hanya Parmi yang mengalami kekecewaan, namun puluhan warga tidak mampu juga bernasib sama. Sadinem, 40, warga Gaum, Kecamatan Tasikmadu bersama teman-teman pemulung lainnya bahkan klekeran di depan masjid agung. Mereka berharap bisa mendapatkan fitrah seperti yang biasa dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya setiap menjelang Lebaran. “Pripun niki. Kok mboten enten kabare pembagian fitrah,” keluhnya.
Menurutnya, zakat fitrah dari masjid agung sangat berarti. Terlebih ditengah harga kebutuhan pokok yang terus meroket menjelang Lebaran ini. “Saya bingung nanti ini tidak jadi dapat beras. Fitrahnya buat makan,” ujarnya.
Namun senyum sumringah langsung terlihat jelas dari para kaum dhuafa ini. Tatkala Bupati Rina bersama sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terlihat berjalan keluar dari Masjid Agung. Beberapa dari mereka mendekati orang nomor satu di Karanganyar tersebut. “Bu niki nyuwun fitrahe,” ucap salah satu warga kepada Rina.
Mengetahui hal itu, Rina langsung membagikan uang kepada mereka. Tak ayal dalam waktu sekejap puluhan warga mendatangi dan mengerumuninya.
Manajer Sekretariat Bazis Karanganyar Abdul Mu’id mengatakan untuk pembagian zakat tahun ini pihaknya tidak lagi membagikan zakat di Masjid Agung. Hal ini sesuai dengan arahan Bupati agar penyaluran zakat fitrah bagi kaum kurang mampu dilakukan langsung ke takmir masjid di desa-desa. Pembagian kerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
“Pembagian berdasarkan proposal yang diterima by name by address langsung ke penerima,” katanya.