Esposin, SOLO -- Festival kuliner nonhalal bertajuk Festival Kuliner Pecinan Nusantara di Solo Paragon Mall, Solo, berakhir pada Minggu (7/7/2024). Para pedagang yang berjualan di festival itu mengapresiasi kepedulian dan perhatian Pemkot Solo serta semua pihak.
Pantauan Esposin pada hari terakhir festival, Minggu, para pengunjung yang hendak masuk ke area festival harus melalui pintu yang ditentukan manajemen mal. Hanya ada satu pintu masuk dan satu pintu keluar dengan penjagaan petugas keamanan.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Selain melakukan pengamanan, petugas juga menghitung dengan alat khusus setiap pengunjung yang masuk. Berbagai sajian kuliner ditawarkan puluhan stan. Penyelenggara menyediakan 34 stan yang diisi kuliner dari berbagai daerah.
Ada dari Medan, Surabaya, Singkawang, hingga Pontianak. Stan menjadi tempat menawarkan beraneka ragam makanan khas nusantara maupun luar negeri.
Stan memberikan keterangan jelas bahan pangan apa yang digunakan. Misalnya Nasi Campur Tribukit Medan, Somthai Chrispy Pork Belly, Nasi Campur Kaifon Lie.
Nasi Campur Kaifon Lie, antara lain menjual nasi campur, daging merah, nasi babi panggang. Mereka juga menjual satai babi. Salah satu pengunjung, Maya, 41, mengajak dua buah hatinya menyantap nasi hainam sepulang dari gereja.
Menurut Maya, kuliner nasi hainam mudah ditemui di Kota Solo. Dia pun mengapresiasi Pemkot Solo yang telah mengizinkan festival tersebut digelar.
Owner Somthai Chrispy Pork Belly, Johan, mengaku sudah dua kali ini mengikuti festival kuliner nonhalal di Kota Solo. Dia menilai Solo adalah kota dengan masyarakat yang toleran. “Di Pasar Gede ada yang jual babi biasa saja, artinya toleransi tinggi,” ungkap dia.
Harapan Pedagang
Sama seperti Maya, Johan juga mengapresiasi Pemkot Solo yang telah mengizinkan event festival kuliner nonhalal itu digelar. Menurut dia, adanya mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang diparkir di Solo Paragon Mall saat acara berlangsung menunjukkan Pemkot Solo peduli.Dia salut kepada Pemkot Solo yang memberikan perhatian dan memfasilitasi event kuliner tersebut. Dia berharap festival serupa bisa digelar lagi di Kota Solo.
Johan yang merupakan warga Medan menginap di hotel Kota Solo selama beberapa hari festival kuliner nonhalal berlangsung. Dia juga menyantap kuliner dari resto lokal setiap hari.
Penyelenggara event dari Jangkrik Kuliner, Ken, mengatakan bersyukur mendapatkan dukungan dari Pemkot Solo. Mobil dinas Wali Kota Solo yang diparkir di pintu masuk Solo Paragon Mall menunjukkan Gibran pemimpin yang toleran.
“Kami mengusung tema yang beda-beda, kebetulan Solo dengan mengangkat pecinan nonhalal. Tujuannya mendukung UMKM, bukan resto yang sudah ternama. Namun, usaha di pinggir jalan, kami ajari berdagang,” papar dia.
Dia menjelaskan penyelenggara maupun para pelaku usaha yang bergabung menghargai aturan yang berlaku di Kota Solo. “Tetap semangat, UMKM harus maju, banyak didukung pemerintah, saya yakin pemerintah mendukung UMKM Indonesia,” papar dia.
Sekda Solo Budi Murtono mengatakan tidak menutup ruang untuk event serupa di Kota Solo ke depannya. Namun Pemkot Solo meminta penyelenggara tidak melakukan promosi kuliner nonhalal secara masif dan mengarahkan penyelenggara menggelar festival kuliner nonhalal di lokasi-lokasi yang pas.
“Prinsipnya Pemkot Solo tidak melarang acara seperti itu namun penyelenggara juga menghormati serta menjaga toleransi,” jelas dia ditemui Esposin di Balai Kota Solo, Jumat (5/7/2024) siang