Esposin, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) berencana membeli lima unit toilet portabel senilai Rp60 juta per unit dengan APBD Perubahan 2015. Ini untuk menambah fasilitas publik Solo.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Lima unit toilet portabel itu akan ditempatkan di sejumlah tempat strategis sebagai bagian pelayanan publik saat ada perhelatan budaya dan pariwisata.
Ketua Komisi II DPRD Solo, Y.F. Sukasno, mengatakan APBD Perubahan 2015 sudah mengalokasikan anggaran Rp300 juta untuk pembelian lima unit toilet portabel. Pengadaan tambahan toilet itu sebagai respons atas keluhan masyarakat tentang keterbatasan toliet portabel di beberapa rest area.
“Para pengunjung yang hadir dalam event seremonial budaya bisa menikmati acara dan bisa memanfaatkan fasilitas itu,” ujar Sukasno kepada Esposin, Sabtu (25/7/2015)
Dia menyatakan alokasi anggaran Rp300 juta itu ditempatkan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo. Sukasno meminta DKP mengkaji kebutuhan toilet portabel di Kota Solo yang disesuaikan dengan banyaknya kegiatan yang masuk dalam kalender event selama setahun. Selain itu, Sukarno juga berharap DKP menyiapkan konsep pemeliharaan toilet tersebut agar tetap bersih dan tidak bau.
“Semua upaya itu bagian dari pelayanan publik. Cara bagaimana itu teknis. DKP bisa saja menempatkan petugas penjaga toilet portabel itu. Yang jelas jangan sampau muncul keluhan dari masyarakat,” tambah dia.
Harga Rp150 Juta
Desain toilet portabel yang akan dibeli Pemkot itu sama dengan toilet portabel yang ada di Purwosari dan Sriwedari. Namun spesifikasi lebih detail tidak dijelaskan Komisi II.
Sekretaris Komisi II DPRD Solo, Supriyanto, mengatakan alokasi anggaran Rp300 juta itu hanya akan mampu membeli dua unit toilet portabel karena asumi harga toilet itu senilai Rp150 juta per unit.
“Toilet itu yang mengusulkan saya. Nilai Rp60 juta itu merupakan asumsi awal yang sudah lama. Harga sekarang berbeda,” tambah dia.
Terpisah, anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Solo, Abdullah A.A., mengungkapkan alokasi anggaran pembelian toilet portabel itu diambilkan dari efisiensi kegiatan bimbingan teknis anggota DPRD senilai Rp400 juta. Dia menyatakan DPRD rela memotong anggaran untuk kepentingan rakyat yang lebih penting.
“Nah, dari efisiensi itu Rp300 juta untuk pembelian toilet portabel. Kemudian yang Rp100 juta untuk menambah kebutuhan anggaran pembangunan koridor Jl. Kartini menjadi Rp1,4 miliar. Anggaran sebelumnya untuk koridor Kartini saya tidak hafal,” ujar dia.