Esposin, SUKOHARJO–Harga cabai rawit merah di pasaran di Sukoharjo menembus Rp55.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga komoditas pangan itu dipengaruhi minimnya pasokan lantaran cuaca buruk.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pantauan Esposin, Selasa (13/3/2018), kenaikan harga cabai rawit merah terjadi sejak sepekan lalu. Sebelumnya, harga cabai rawit di pasaran dibanderol di kisaran Rp38.000 per kg-Rp40.000 per kg. Lantaran pasokan minim, harga cabai rawit merah melejit tajam hingga Rp60.000 per kg pada Senin (12/3/2018).
Harga cabai rawit merah turun Rp5.000 per kg dari Rp60.000 per kg menjadi Rp55.000 per kg pada Selasa.
“Pasokan cabai rawit merah minim sementara tingkat permintaan masyarakat cukup tinggi. Otomatis harga cabai rawit merah di pasaran melambung tinggi,” kata seorang pedagang sembako di Pasar Ir. Soekarno, Sayem, saat berbincang dengan Esposin, Selasa.
Hujan lebat dengan intensitas tinggi mengakibatkan sebagian lahan pertanian cabai gagal dipanen. Air hujan menggenangi lahan pertanian cabai. Imbasnya, pasokan cabai ke pasar tradisional jauh lebih sedikit dibanding hari biasa. (baca juga: KOMODITAS PANGAN : Harga Cabai Solo Turun Sedikit Giliran Bawang Kating Naik)
Sebagian pasokan cabai merah berasal dari wilayah Selo, Boyolali dan Tawangmangu, Karanganyar. Sebagian pasokan cabai merah lainnya berasal dari luar Soloraya seperti Kabupaten Tegal dan Pemalang.
“Mungkin harga cabai rawit merah masih tinggi hingga beberapa hari mendatang. Jika pasokan cabai rawit merah belum stabil harganya pasti naik,” ujar dia.
Beberapa harga komoditas pangan lainnya juga melonjak tajam. Harga cabai merah naik dari Rp25.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg. Sementara harga bawang putih naik dari Rp22.000 per kg menjadi Rp30.000 per kg.
Pernyataan senada diungkapkan pedagang sembako lainnya, Ratmi. Dia memprediksi harga komoditas pangan bakal naik terus-menerus menjelang bulan puasa pada Mei. Kala itu, kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi tingginya tingkat permintaan.
Masyarakat bakal memborong kebutuhan pokok dua kali lipat-tiga kali lipat dibanding hari biasa.
“Ramadan hanya tinggal dua bulan lagi. Bisa jadi, harga kebutuhan pokok tetap tinggi menjelang bulan puasa dan lebaran,” kata dia.