Esposin, KLATEN—Harga komoditas cabai rawit di Pasar Kota Klaten meroket hingga Rp75.000/kg, Kamis (11/7/2013). Sehari sebelumnya, Rabu (10/7), harga cabai rawit baru mencapai Rp58.000/kg.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Wagirah, 55, pedagang sayur dan bumbu masak di Pasar Kota Klaten mengatakan harga cabai rawit memang mengalami kenaikan terus menerus sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Harga komoditas itu kian naik saat memasuki masa sadranan dan bulan Ramadan.
“Harga dari petani juga sudah mahal. Katanya banyak tanaman cabai yang gagal panen karena dimakan hama,” ujar pedagang asal Dusun Tembangrejo, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, saat ditemui Esposin di lapaknya.
Wagirah menjelaskan kendati harga cabai rawit selalu naik dari hari ke hari, komoditas itu tetap dicari konsumen. Dia mengaku tidak mengalami penurunan jumlah pembeli cabai rawit dalam beberapa hari terakhir.
“Dalam sehari cabai rawit laku sekitar 25 kg. Jumlahnya sama saja sebelum dan sesudah harganya naik,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain, Ngatini, 40. Pedagang Pasar Kota Klaten asal Desa Bengking, Kecamatan Jatinom itu mengakui jika harga cabai rawit sedang meroket tajam dalam beberapa hari terakhir. Kondisi berbeda justru dialami komoditas cabai merah keriting dan cabai merah besar yang turun dari Rp30.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Klaten, Sugiharjo Sapto Aji, mengatakan kendati harga cabai sudah meroket, pihaknya memandang belum saatnya menggelar operasi pasar. Menurutnya, operasi pasar bisa dilakukan jika harga komoditas minyak dan beras mengalami kenaikan hingga 20%.