Rencana itu diklaim Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsa Boby Eka Ramadani yang ditemui wartawan di kampus Unsa Palur, Selasa (10/12/2013). Menurut dia, kepastian pemecatan dosen berinisial BEP itu diperoleh pihaknya setelah mengancam berunjuk rasa.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Diakuinya, mahasiswa yang dimotori BEM sempat berencana menggelar demonstrasi di kampus mereka, Senin (10/12/2013) pagi. Nyatanya, belum sempat berorasi di depan kampus, perwakilan mahasiswa yang menemui petinggi perguruan tinggi itu di ruang rektorat telah menemui titik temu.
"Tadi [kemarin], 11 perwakilan mahasiswa telah menemui Rektor, Margono dan Pembantu Rektor III Yitno Puguh Martono. Pada intinya, mahasiswa menuntut ada tindakan tegas dari rektorat terkait metode pembelajaran yang dilakukan dosen yang bersangkutan. Hasilnya, paling lambat akhir tahun ini dosen itu akan dicopot. Karena tuntutan kami sudah dipenuhi, kami tidak jadi menggelar aksi demonstrasi," kata Presiden BEM Unsa, Boby Eka Ramadani, saat ditemui wartawan di kampus Unsa Palur, Selasa.
Menurut dia, mahasiswa dalam audiensi itu berhasil memaksa pihak rektorat berjanji memberikan sanksi terhadap staf pengajar Jurusan Teknik Informatika (TI) yang tidak mereka sukai itu. "Semua hasil pertemuan hari ini juga tertuang secara tertulis [draf kesepakatan]. Tapi mohon maaf, surat kesepakatan itu tidak bisa kami perlihatkan kepada media. Ini sudah menjadi komitmen bersama," klaimnya lebih lanjut.