Esposin, SRAGEN — Peluncuran dua desa wisata baru di Sragen menjadi langkah positif pemberdayaan potensi desa untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Di sisi lain, peluncuran desa wisata di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir memberikan tantangan lebih kepada pengelola.
Seperti diketahui dua desa yang merintis desa wisata adalah Karanganom di Kecamatan Sukodono dan Bukuran di Kecamatan Kalijambe. Desa Karanganom pada Minggu (12/11/2021) kemarin melakukan soft launching Desa Wisata Selo Karang. Sementara Bukuran meresmikan Kampung Rodat, Sabtu (20/11/2021).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sragen, Mukhtar Achmadi, menjelaskan tidak masalah soft launching dilakukan kapan pun, termasuk dalam situasi pandemi Covid-19. Sebelum Desa Karanganom dan Desa Bukuran, sudah ada dua desa yang lebih dulu membuka desa wisata, yakni Desa Wisata Sangiran di Krikilanm Kecamatan Kalijambe dan Pasar Bahulak di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh.
Baca Juga: Ini Dia 2 Desa Wisata Baru di Sragen, Baru Diluncurkan Kemarin
Muchtar menambahkan ada empat desa yang melakukan kerja sama di bidang pariwisata di Kawasan Sangiran. Desa tersebut yakni Ngebung, Krikilan, Bukuran, dan Manyarejo. Desa menggerakkan ekonomi dari potensi yang ada selain klaster museum yang dikelola Pemkab Sragen.
Wisata Edukasi dan Budaya
Seperti diberitakan, dua desa di Kabupaten Sragen mulai merintis desa wisata pada akhir pekan lalu. Dua desa yang merintis desa wisata adalah Karanganom di Kecamatan Sukodono dan Bukuran di Kecamatan Kalijambe. Desa Karanganom pada Minggu (12/11/2021) kemarin melakukan soft launching Desa Wisata Selokarang. Sementara Bukuran meresmikan Kampung Rodat, Sabtu (20/11/2021).Baca Juga: 4 Desa di Kawasan Sangiran Sragen Sepakat Kerja Sama Kembangkan Potensi
Koordinator Kegiatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Karanganom, Munawar, menjelaskan ada sejumlah potensi alam dan budaya di desanya yang bisa menjadi daya tarik wisata. Warga secara swadaya menggali potensi itu yang akan dikemas dengan konsep wisata edukasi dan pasar budaya."Kami memiliki wisata budaya, alam, benda sejarah yang masih dalam pengembangan. Wisata alam ranahnya ke depan edukasi susur sungai dan sumber mata air, outbond, kami garap ini masih mandiri," kata dia kepada Esposin.
Menurut dia, ada sejumlah lokasi swafoto yang menarik di sejumlah sumber mata air di desanya. Potensi lainnya berupa kerajinan serat nanas yang dirajut menjadi tambang, kuliner tempe klenteng dan bubur klenteng, Dam Diponegoro, dan adanya peninggalan purba berupa lingga serta yoni.