Esposin, KLATEN—Pemerintah bakal menggelar acara boyongan pedagang warung apung yang sebelumnya menempati Rawa Jombor ke Plaza Kuliner. Lokasi baru berjualan bagi para pedagang warung apung itu terletak di sisi timur Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten.
Boyongan pedagang ke Plaza Kuliner tersebut digelar Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Sri Nugroho, membenarkan bakal ada boyongan pedagang ke Plaza Kuliner yang digelar Disporapar Jateng. Kegiatan tersebut rencananya digelar pada Rabu (15/12/2021). Selain itu, ada pentas budaya.
Baca Juga: Rawa Jombor Klaten Nyaris Bersih dari Bangunan, Tersisa 235 Karamba
“Dari Disporapar Jateng akan mengagendakan boyongan. Tetapi itu diikuti perwakilan pedagang saja. Kemudian malamnya ada event Soloraya tentang Jaga Plesiran. Namun, yang tampil secara langsung hanya dari Klaten saja sementara lainnya secara virtual,” jelas dia.
Salah satu pengusaha warung apung Rawa Jombor, Sutomo, mengatakan kawasan perairan Rawa Jombor bakal dibersihkan dulu dari berbagai bangunan. Dia menjelaskan mayoritas bangunan warung apung sudah dibongkar dan menyisakan sebagian kecil bangunan.
“Pembongkaran warung apung memang lama. Karena bahan-bahan yang ada sebagian masih dimanfaatkan oleh pemiliknya. Karena itu pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati dan prosesnya tidak mudah karena berada di perairan,” jelas dia.
Baca Juga: Alun-Alun dan Lapangan di Klaten Ditutup saat Malam Tahun Baru
Tomo menuturkan sebelumnya terdapat 21 warung apung di Rawa Jombor. Tak semua pengusaha warung apung memilih pindah ke Plaza Kuliner. Ada yang memilih beralih usaha menjadi pemancingan ketimbang berjualan di Plaza Kuliner.
“Ada 11 pengusaha warung apung yang pindah ke Plaza Kuliner. Sementara, 10 pengusaha warung apung beralih usaha ke pemancingan. Sebenarnya warung apung diarahkan untuk pindah ke Plaza Kuliner. Namun, sebagian pengelola mengajukan permintaan apakah boleh pindah ke pemancingan? Akhirnya dari teman-teman 50 persen memilih beralih ke pemancingan,” kata Tomo.
Tomo menjelaskan hingga kini para pengusaha warung apung masih menunggu kepastian waktu untuk memulai membangun pemancingan pada kawasan perairan yang diizinkan. Hal tersebut termasuk desain pemancingan yang diperbolehkan.
Baca Juga: Ini Poin-Poin Perdamaian Suporter PSIM dan PSS di Mapolres Klaten
Pembersihan Rawa Jombor selama ini berlangsung lancar. Komandan Kodim (Dandim) 0723/Klaten, Letkol (Inf) Joni Eko Prasetyo, mengatakan hampir seluruh karamba dibongkar secara mandiri oleh masing-masing pemiliknya dari Rawa Jombor. Dari semula ribuan karamba, saat ini tersisa sekitar 235 karamba yang masih berada di kawasan perairan.
“Memang mereka meminta perpanjangan waktu bukan tanpa alasan. Salah satunya karena ikan belum siap dipanen. Secara umum tidak ada permasalahan dalam proses penataan ini. Kesadaran warga tinggi,” kata dia saat ditemui, Selasa (14/12/2021).
Disinggung kelanjutan penataan dan revitalisasi Rawa Jombor, Dandim menuturkan pada 2022 BBWSBS bakal melanjutkan pembangunan pedestrian mengelilingi tepian waduk. Selain itu, ada rencana pembangunan pelabuhan tahun depan. “Untuk program revitalisasi secara umum, masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat,” kata dia.