Esposin, SOLO -- Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengadakan pertemuan untuk membahas antisipasi penularan hepatitis akut di lingkungan sekolah, Rabu (18/5/2022).
Seperti diketahui, di tengah pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah mulai berlaku muncul ancaman baru terhadap kesehatan yang mengintai. Hepatitis akut kini menjadi ancaman, meskipun belum ada temuan kasus atau suspek hepatitis akut di Kota Solo sejauh ini.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Mengantisipasi hal tersebut, Disdik Solo menyatakan sudah memberikan pengarahan kepada setiap sekolah untuk terus menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Tidak terkecuali untuk kantin sekolah yang menjajakan makanan bagi para siswa.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Solo Hery Mulyono saat dihubungi Solopos.com, Rabu (18/5/2022), mengatakan sudah berkomunikasi dengan DKK terkait antisipasi hepatitis akut. “Barusan ada pertemuan dengan DKK untuk langkah antisipasi penyebaran hepatitis akut di TK, SD dan SMP,” ujarnya.
Disdik juga sudah memberikan surat edaran kepada sekolah-sekolah untuk menjaga kebersihan dan menaati protokol kesehatan saat PTM.
Baca Juga: Begini Upaya DKK Dan RS Kota Solo Antisipasi Kasus Hepatitis Akut
“Saya sudah buat edaran sebelumnya ke TK, SD, SMP untuk mengawasi para pedagang di sekolah menaati protokol kesehatan seperti selalu memakai masker. Menjaga protokol kesehatan itu juga termasuk menjaga kebersihan makanan,” ujarnya.
Petunjuk Teknis
Sebelumnya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan DKK Solo, Sri Rahayu Susilawati, menjelaskan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi sudah dilakukan sesuai petunjuk teknis surat edaran tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut.“[Pasien] Diperiksa di puskesmas. Kalau puskesmas tidak mampu bisa dirujuk dan rumah sakit [RS] siap,” katanya kepada Esposin, Selasa (17/5/2022).
Baca Juga: Mungkinkah Hepatitis Akut Misterius Terkait Covid-19?
Dia mengatakan semua RS di Kota Solo yang biasa menangani pasien hepatitis sudah siap memberikan pelayanan jika ada kasus suspek hepatitis akut. RS diminta menyediakan ruang isolasi bagi pasien.
“Ruang isolasi bisa memakai ruang isolasi yang pernah digunakan untuk perawatan pasien Covid-19. Memang harus sekian persen rumah sakit menyediakan ruang isolasi,” paparnya.
Menurut Rahayu, proses penapisan hepatitis akut berbeda dengan Covid-19 yang sudah ketahuan virusnya dengan uji laboratorium. Penapisan dilakukan dengan cara memilah.
Baca Juga: Waspadai Hepatitis Akut, Begini Cara Adenovirus Masuk ke Tubuh
Misalnya satu sampel bukan termasuk Hepatitis A dan hepatitis lainnya. “Kami terus melakukan koordinasi bersama IDAI [Ikatan Dokter Anak Indonesia] dan rumah sakitnya,” paparnya.