Esposin, SOLO -- Nginang menjadi salah satu tradisi yang tak bisa dilepaskan dari perayaan Sekaten di Keraton Solo. Mengunyah pinang, sirih, tembakau, gambir, kapur, dan cengkih sambil mendengarkan tabuhan gamelan Sekaten dipercaya bisa membuat awet.
Kepercayaan itu pula yang membuat sejumlah perempuan nginang saat dua gamelan Sekaten, Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari, mulai ditabuh selama sepekan penuh di Bangsal Pagongan atau Pradangga, pelataran Masjid Agung Solo, Senin (9/9/2024).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Para perempuan itu ingin ngalap berkah awet muda. Pantauan Esposin, Senin (9/9/2024) siang, di Bangsal Pradangga Kidul (selatan) dan Lor (utara) yang menjadi tempat gamelan Sekaten ditabuh, belasan pedagang menjajakan bunga dan kinang.
Mereka tampak sibuk melayani puluhan pembeli baik laki-laki maupun perempuan sembari menunggu gamelan ditabuh. Perlengkapan nginang seperti daun sirih, gambir, tembakau, injet (kapur), dan jambe (pinang) dibungkus rapi dalam daun pisang yang dibentuk seperti kerucut. Satu bungkus kinang ini dijual dengan harga Rp2.000.
Salah satu penjual kinang, Sri Wahyuni, mengatakan kebanyakan orang membeli kinang sebagai cara untuk ngalap berkah (mendapatkan keberkahan). Selain itu, nginang sambil mendengarkan gamelan Sekaten juga dipercaya busa membuat tubuh awet muda.
"Nginang dimulai bersamaan dengan gamelan ditabuh. Nginang ini dipercaya orang untuk ngalap berkah dan biar awet enom [awet muda]," kata dia.
Dia menambahkan kinang yang ia jual tidak dikhususkan untuk perempuan. Laki-laki juga bisa membeli. Namun, menurut dia, yang membeli mayoritas adalah perempuan berusia dewasa atau lansia. Jarang, atau bahkan tidak ada, anak muda yang membeli kinang.
Perempuan asal Boyolali tersebut mengaku penjualan kinangnya selalu meningkat selama Sekaten. Dalam sehari ia bisa menjual puluhan bahkan ratusan bungkus kinang.
Senam Wajah
"Sehari-hari saya jualannya di Pasar Gede, tapi khusus Sekaten saya memang rutin ke sini karena memang banyak yang nyari. Lumayan lah, bisa puluhan atau ratusan bungkus bisa terjual kalau pas ramai, " terang dia.Salah satu pembeli kinang, Waluyo, mengaku masih mempercayai bahwa nginang sambil mendengarkan gamelan Sekaten bisa membuat awet muda. Dia sudah dua tahun ini melakukan tradisi ini dan merasa memperoleh khasiatnya.
"Saya nginang karena saya yakin bahwa bisa bikin awet muda. Ini adalah tahun kedua saya melaksanakan tradisi ini karena memang terasa khasiatnya. Tapi itu kembali ke pribadi masing-masing, mau percaya boleh, tidak juga tidak masalah," kata pria asal Bekonang, Sukoharjo, itu.
Dalam artikel jurnal berjudul Kidung Sekaten Antara Religi dan Ritus Budaya Sosial yang ditulis Hadawiyah Endah Utami disebutkan kepercayaan seseorang yang menganggap mengunyah kinang bersamaan dengan ditabuhnya gamelan Sekaten mengandung arti kiasan.
Kinang terdiri dari lima komponen yaitu daun sirih, gambir, tembakau, injet dan jambe. Lima macam bahan yang dicampur menjadi satu itu merupakan simbol dari rukun Islam.
Sedangkan pemerhati sejarah dan budayawan asal Solo, KRMT Nuky Mahendranata Nagoro, seperti diberitakan Esposin sebelumya, mengatakan nginang dapat membuat awet muda sebab ada aktivitas mengunyah dan senam wajah.
Hal itu bisa menyehatkan otot-otot wajah. Selain itu, sirih dan perangkat nginang bisa menyegarkan dan menyehatkan mulut. “Iya, kan senam muka juga sebenarnya. Daun sirih dan perangkat isinya membuat organ mulut sehat atau awet muda,” terang dia.