Esposin, KLATEN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten meraih ejumlah prestasi dari pemerintah pusat. Tak hanya itu OPD ini memiliki program unggulan, Matur Dokter, untuk peningkatan pelayanan kesehatan warga.
“Selama lima tahun terakhir Dinkes berhasil mengembangkan berbagai inovasi peningkatan layanan kesehatan untuk masyarakat. Salah satunya Matur Dokter, yang menjadi program unggulan kami,” jelas Kepala Dinkes Klaten dr. Cahyono Widodo MKes di ruang kerjanya, Senin (9/11/2020).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Sedang prestasi yang diraih Dinkes Klaten pada 2019 adalah Piagam Open Defecation Free (ODF) dan Piagam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award dari Menteri Kesehatan (Menkes).
Menurut dr. Cahyono Widodo, Dinkes Klaten bertugas memberikan pelayanan, pemantauan, pencegahan, dan pengendalian penyakit di masyarakat. Terutama pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
“Oleh karena itu program Matur Dokter, menjadi andalan Dinkes Klaten. Program ini merupakan respons cepat untuk pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat gawat darurat. Aplikasi Matur Dokter diluncurkan 16 Desember 2018 dan dapat diunduh melalui Google Playstore,” jelas Cahyono Widodo.
Kisah Ibu-ibu Balerante Gotong Royong Kelola Dapur Umum Kala Merapi Mulai Batuk-Batuk
Aplikasi Matur Dokter
Dengan aplikasi Matur Dokter, menurut Cahyono Widodo, masyarakat dapat mengakses konsultasi kesehatan, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, penanganan kegawatdaruratan akibat kecelakaan lalu lintas, dan kondisi gawat bagi masyarakat. Aplikasi ini juga menyediakan fasilitas ambulan gratis bagi masyarakat.Lebih lanjut, Cahyono Widodo mengungkapkan, Piagam ODF dari Menkes yang diraih Dinkes mengantarkan Kabupaten Klaten sebagai Kabupaten ODF bersama 41 kabupaten/kota di Indonesia.
“Sebagai Kabupaten ODF, maka di Klaten sudah tidak ada warga yang buang air besar sembarangan [BABS] entah itu di sungai atau pekarangan. Karena warga sudah buang air besar [BAB] di jamban keluarga. Karena saat ini semua warga Klaten sudah mempunyai jamban keluarga,” ujar Cahyono Widodo.
Haul Habib Ali Tahun Ini Ditiadakan, Begini Penjelasan Tokoh Masyarakat Pasar Kliwon Solo
“Selanjutnya Dinkes berupaya meraih 4 Pilar STBM lainnya. Yakni Pilar Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pilar Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pilar Pengamanan Sampah Rumah Tangga, serta Pilar Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga,” imbuh Cahyono Widodo.
Pelaksanaan 3M
Terkait pandemi Covid-19, Kabupaten Klaten menurut Cahyono Widodo, masuk zona oranye pekat. Hal ini karena fluktuasi penularan virus corona (Covid-19) masih naik turun. Untuk penanganan pasien Covid-19, Pemkab Klaten memiliki rumah sakit rujukan lini 1, lini 2, dan lini 3. Selain itu Pemkab Klaten juga menyiapkan Hotel Edotel untuk isolasi mandiri.“Angka kesembuhan pasien dari Covid-19 di Klaten secara umum sebenarnya cukup tinggi,” ungkap Kepala Dinkes Klaten.
10 Berita Terpopuler : Cocokologi Netizen Soal Kamar di Video Syur Mirip Gisel
Mengingat status Klaten oranye pekat, tambah Cahyono Widodo, Gugus Tugas Pengendalian Penyakit Covid-19 terus berupaya mengendalikannya. Caranya dengan meningkatkan kedisiplinan masyarakat melaksanakan 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.
“Gugu Tugas juga memantau pembelajaran tatap muka dan obyek wisata bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora). Sehingga tidak terjadi penularan Covid-19,” pungkasnya.