Esposin, BOYOLALI–Dapur sebuah restoran di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, hangus terbakar api pada Senin (9/9/2024) pagi. Diduga, api berasal dari kebocoran tabung gas saat memasak.
Kasi Bimbingan dan Pengembangan Pemadam Kebakaran (Damkar) Boyolali, Mochamat Supriyatin, menyampaikan kru Damkar Boyolali telah selesai melaksanakan pemadaman kebakaran di restoran Steak Captend di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak.
Promosi Didukung BRI, Usaha Pisang Sale Mades di Parigi Sulteng Makin Berkembang
“Kronologinya sekitar pukul 05.00 WIB, pekerja memasak ayam dengan cara diungkep lalu ditinggal. Kemudian, pemilik restoran datang sekitar pukul 06.15 WIB lalu masuk ke dapur untuk mengecek ungkepan. Ternyata api sudah membesar,” jelasnya kepada Espos.id, Senin.
Pemilik restoran langsung bergegas berusaha memadamkan api lalu memanggil pemadam kebakaran. Supriyatin mengatakan berdasarkan informasi dari pemilik restoran, api diduga berasal dari tabung gas yang bocor.
Supri mengatakan kerugian akibat kejadian tersebut belum dihitung, akan tetapi hanya bagian dapur terutama perabotan yang terbakar.
“Tidak menjalar ke bagian lain karena Boyolali menerjukan dua unit gajah merah [truk pemadam kebakaran] dan Damkar Solo menerjunkan satu unit,” kata dia.
Selain dari unsur pemadam kebakaran, baik kepolisian dan TNI turut hadir membantu memadamkan api.
Lebih lanjut, Supri mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengecek kondisi ketika menyalakan kompor.
“Dicek kalau ada bau yang asing, terutama bau gas, kompornya dimatikan lalu regulator dilepas dan tabung gas dikeluarkan ke ruang terbuka, jauh dari lokasi yang rapat,” kata dia.
Sebelumnya, Damkar Boyolali mencatat sejak Januari-Agustus 2024 terdapat 81 kejadian kebakaran. Mayoritas kebakaran itu terjadi karena pembakaran sampah yang tidak sempurna.
Kasi Bimbingan dan Pengembangan Pemadam Kebakaran (Damkar) Boyolali, Mochamat Supriyatin, menjelaskan pembakaran sampah yang tidak sempurna artinya sampah belum 100% padam akan tetapi ditinggal sehingga memicu kebakaran.
Terlebih, faktor suhu panas dan kering musim kemarau disertai angin mempercepat menyebarnya api yang belum 100% padam.
Supriyatin mencontohkan kasus kebakaran akibat pembakaran sampah dengan kerugian terbesar yaitu kebakaran pabrik rongsok di Ketitang, Nogosari, Selasa (13/8/2024) lalu.
Akibat kejadian tersebut, kerugian ditaksir Rp1,5 miliar. “Saat itu ada orang bakar sampah di area belakang pabrik rongsok, infonya sempat ditunggu tapi karena anginnya besar, akhirnya menjadi tidak terkendali,” jelas dia saat berbincang dengan Espos.id di kantornya, Jumat (6/9/2024).
Merujuk data, Supriyatin menyampaikan pada Januari terjadi empat kejadian kebakaran, Februari enam kejadian, April dua kejadian, Mei ada enam kejadian, Juni ada tiga kebakaran, dan Juli ada 12 kejadian.
“Terjadi lonjakan cukup drastis pada Agustus 2024, sebulan ada 41 kejadian. Lalu, dari 1-5 September terjadi delapan kebakaran. Dari Januari-Agustus total 81 kebakaran,” kata dia.