Esposin, SRAGEN – Pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp75 miliar untuk membangun proyek jembatan sepanjang 600 meter melintasi Waduk Kedung Ombo (WKO). Jembatan itu bakal menghubungkan dua desa terpencil di tepi WKO yakni Desa Gilirejo dan Desa Gilirejo Baru di Kecamatan Miri, Sragen.
Progres proyek jembatan sepanjang 600 meter melintasi Waduk Kedung Ombo (WKO ) memasuki tahap akhir pembebasan lahan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen pada Senin (6/12/2021) menggelar sosialisasi proyek tersebut di Balai Desa Gilirejo Lama. Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah warga terdampak, aparat pemerintah Kecamatan Miri, perangkat desa, serta TNI/Polri.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala DPUPR Sragen, Marija, menjelaskan proses pembangunan jembatan telah melewati tahapan feasibility study dan tahapan penyelesaian detail engineering design (DED). Tahapan tahun ini berupa proses pengadaan lahan.Baca Juga: Pemkab Sragen Gulirkan Sekolah Unggulan di Saat Ada SD Ambruk
Marija memaparkan jembatan ini akan dibangun dengan rangka baja yang membentang sepanjang 600 meter dengan lebar 6 meter. Jembatan itu bakal menjadi jembatan terpanjang di Provinsi Jawa Tengah.
Pemkab Sragen telah menghitung biaya konstruksi untuk mewujudkan jembatan terpanjang di Jateng itu yakni Rp75 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, dia belum bisa memastikan kapan pembangunan konstruksi jembatan dilaksanakan.
Baca Juga: Ngantuk, Mobil Jasa Ekspedisi Tabrak Pagar Jembatan di Gondang Sragen
“Saya mendukung saja demi kebaikan daerah. Pembangunan jembatan bisa membangkitkan ekonomi warga,” paparnya. Sebagai informasi, Desa Gilirejo Baru merupakan salah satu desa terpencil Sragen sebab untuk mengakses desa dari Sragen harus melewati wilayah Boyolali dengan perjalanan memutar.
Jembatan itu dibangun sesuai dengan aspirasi warga Desa Gilirejo Baru. Dari Desa Gilirejo ke Desa Gilirejo Baru, saat ini bisa dijangkau dengan waktu sekitar satu jam karena harus lewat daerah Andong dan Kemusu di Boyolali yang kondisi jalannya rusak parah. Dengan adanya jembatan itu, waktu tempuhnya bisa dipangkas menjadi sekitar 10 menit.
Baca Juga: Sejarah 2 Desa di Sragen yang Landasi Proyek Jembatan Terpanjang JatengKarena kondisi jalan yang cukup memprihatinkan, warga Desa Gilirejo Baru butuh waktu lebih dari dua jam menuju pusat Kota Kabupaten Sragen. Satu jam di antaranya digunakan untuk melewati jalan dari tepi WKO melewati wilayah Kemusu, Pelemrejo Kecamatan Andong hingga simpang empat Kacangan di Kabupaten Boyolali.
Setelah jembatan selesai dibangun, warga Gilirejo Baru punya jalur pintas menuju pusat Kota Kabupaten Sragen. Jembatan itu akan dibangun dengan kedua ujung di Dukuh Dondong Desa Gilirejo Baru dan Dukuh Gunungsono Desa Gilirejo.
Kepala Desa Gilirejo, Parjo, menyambut baik rencana pembangunan jembatan sepanjang 600 meter yang menghubungkan Desa Gilirejo Lama. Menurutnya, warga di dua desa itu sebetulnya masih bersaudara. Desa Gilirejo Baru merupakan sempalan dari Desa Gilirejo akibat proyek pembangunan WKO pada 1989. “Pembangunan jembatan itu bisa merekatkan kembali hubungan persaudaraan antara warga desa yang terpisah karena proyek waduk,” ujarnya.