Esposin, SRAGEN-Seorang dengan gangguan jiwa atau ODGJ yang kerap meresahkan warga dengan mengancam membakar ladang tebu di Desa Japoh, Kecamatan Jenar, Sragen, akhirnya diamankan oleh petugas gabungan Kepolisian Sektor (Polsek) Jenar pada Kamis (1/8/2024) siang.
Lelaki ODGJ yang berinisial HS, 37, itu diamankan oleh Polsek Jenar bersama Satpol PP dan Perangkat Desa Japoh di kediamannya di Pakel RT 015 RW 005, Desa Japoh, Kecamatan Jenar, Sragen, sekitar pukul 11.00 WIB.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kapolsek Jenar AKP Rudi Hartono menyampaikan bahwa pihaknya bertindak karena ada laporan dari beberapa warga setempat yang merasa resah dengan HS karena sering mengancam akan membakar ladang tebu.
“Begitu ada laporan, kami langsung bergerak ke lokasi. Dan kebetulan si HS berada di rumahnya dan langsung kami amankan,” kata dia saat ditemui Esposin di lokasi kejadian, Kamis (1/8/2024) siang.
Lebih lanjut, sebelumnya HS juga pernah dilaporkan oleh warga setempat karena alasan yang sama, namun saat itu tidak berhasil diamankan karena HS keburu lari sebelum petugas datang menjemputnya.
“HS juga kerap keluar membawa kayu kira-kira sepanjang 2 meter dan korek kalau dia lagi keluar-keluar. Dan itu juga dianggap meresahkan warga,” kata dia.
Saat penangkapan, pria ODGJ ini sempat memberi perlawanan kepada para personel Polsek Jenar, Sragen, yang bertugas. “Tapi kami ada kemampuan bela diri sehingga tidak terlalu ada kesulitan. Tapi dalam pengamanan tadi juga tidak sampai ada luka,” kata dia.
Setelah diamankan, pihak Polsek Jenar bersama perangkat desa Japoh memanggil orang tua HS, Nari, untuk meminta persetujuan agar HS segera dibawa ke RSJD dr. Arif Zainudin Solo agar mendapat perawatan lebih lanjut.
“Mengingat saat ini musim kemarau dan HS kerap memberi ancaman membakar kebun tebu itu akan sangat membahayakan warga setempat terutama para petani tebu, karena itu tindakan pengamanan ini perlu dilakukan,” pungkasnya.
Sementara itu, orang tua HS, Nari, 65, menyampaikan bahwa HS bertindak aneh sejak 2005 lalu, tepatnya saat SMA. Dia tidak pernah masuk sekolah namun tetap meminta uang kepada ibunya.
“Saya tahu ketika gurunya datang ke rumah menanyakan kabarnya [HS], kata guru waktu itu dia tidak pernah masuk sekolah lagi,” kata Nari saat ditemui Esposin di kediamannya, Kamis (1/8/2024) siang.
Lebih lanjut, Nari mengaku sejak 2005 hingga 2024 ini setidaknya HS telah mendapatkan perawatan dari RSJD Solo sebanyak 16 kali, bahkan pernah pula diupayakan perawatan di berbagai tempat lainnya. Namun, hasil dari perawatan itu tidak ada. HS tetap bertingkah aneh bahkan kerap memukul ibunya tanpa tedeng aling-aling.
“Dulu pernah kepala saya dilempar batu sama dia dua kali sampai bocor. Kalau enggak, nanti tiba-tiba dia datang terus meninju-ninju saya,” kata Nari.
Tak hanya itu, HS juga kerap merusak rumahnya dengan cara memecahkan kaca-kaca di rumah, menguruk tanah lantai rumah, dan bahkan hingga membakar bagian jendela dan pintu rumah.
“Dia seolah ingin kalau rumah ini roboh,” kata Nari.
Akibat tindakan HS itu, ibunya juga harus mengungsi ke sanak saudara yang berlokasi tak jauh dari rumah yang ditinggali HS. Sebelumnya sempat juga pindah bersama anak pertamanya atau kakak HS. Namun, sebagai ibu dia tetap tidak tega meninggalkan begitu saja HS karena bagaimana pun HS adalah anaknya, kata dia.
“Sebelum ini, saya tinggal di tempat adik saya, di samping ini, biar kalau pagi bisa mengirimkan makanan buat dia,” ungkap Nari.
Nari juga mengaku, saat pengamanan HS siang tadi, dia tidak mengetahuinya karena sedang berada di pasar. Ia tahu saat seorang tetangganya yang juga berada di pasar yang sama memberi tahu Nari akan kejadian siang itu.
“Setelah itu, saya dipanggil disuruh ke kantor desa untuk dimintai persetujuan agar dia [HS] dibawa ke rumah sakit. Saya sebagai orang tua kalau itu yang terbaik untuk dia ya sudah enggak apa-apa. Setidaknya tetangga juga pada merasa aman,” pungkasnya.
Setelah itu, Nari menunjukkan lokasi-lokasi bagian rumah yang dirusak oleh. Dalam pantauan Esposin, bagian dalam rumah tampak tanah telah digali dan beberapa bagian rumah hangus terbakar. Sementara bagian depan rumah, tepatnya jendela kaca juga tampak hancur dan sebagian diganti menggunakan papan.