Esposin, KARANGANYAR — Dusun Jlono di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar dikenal sebagai Kampung Harmoni. Dusun ini memiliki penduduk dengan keragaman agama yang dipeluk. Meski demikian, mereka tetap rukun, saling menghormati, dan menjaga toleransi selama bertahun-tahun.
Pada Bulan Ramadan ini, umat Hindu dan Kristen bersama-sama warga muslim di dusun itu berkeliling kampung membangunkan warga untuk sahur. Pada Hari Raya Nyepi, umat Islam maupun Kristen berjaga di tempat peribadatan umat Hindu yakni Pura Jonggol Shanti Loka. Sementara ketika umat Kristen merayakan Hari Raya Natal, umat Islam dan Hindu pun mengamankan tempat peribadatan mereka di gereja setempat.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Salah satu tokoh masyarakat Dusun Jlono, Citro Suwarso, mengatakan kerukunan antar-warga dan antar-umat beragama ini bukanlah sebuah keterpaksaan. Warga melakukannya dengan penuh kerelaan dan kesadaran bahwa kerukunan membawa kenyamanan bagi semuanya.
Baca Juga: Ikut Pesantren Kilat, Siswa SLB-B Pawestri Karanganyar Belajar Salat
Mantan Ketua RW XV Dusun Jlono ini menambahkan, kerukunan antar-umat beragama ini pada Ramadan berlanjut pada Hari Lebaran. “Mereka yang Hindu dan Kristen berjaga di sekitar lapangan atau masjid yang dijadikan tempat salat Id,” imbuh Citro.
Ikut Halalbihalal
Pemuka agama Hindu setempat, Gimanti, mengatakan saat Lebaran, tidak hanya umat muslim yang menggelar halalbihalal. Warga non-muslim di lereng Gunung Lawu ini juga mengikuti tradisi saling memaafkan tersebut.“Tradisi halalbihalal bersama yang diikuti warga yang bukan beragama Islam ini juga sudah berlangsung bertahun-tahun. Kami ikut berkumpul untuk saling bermaafan,” ujarnya.
Baca Juga: Solo 10 Besar Kota Paling Toleran, Psikolog: Rasa Tidak Aman Masih Ada
“Kerukunan membuat kami hidup nyaman di tengah masyarakat yang majemuk. Kami nyaman berkegiatan, kami nyaman beribadah. Kami tebarkan kerukunan ini ke desa-desa lainnya di Kecamatan Ngargoyoso supaya mereka juga memperkuat kerukunan,” ujar Gimanti yang juga pemuka di Pura Jonggol Shanti Loka tersebut.
Ia juga berharap kerukunan yang terjalin di dusun berpenduduk sekitar 210 jiwa, 54 keluarga ini bisa tetap dijaga dan dilestarikan anak-cucu mereka. “Kami sudah merasakan betapa indahnya toleransi, saling menghormati. Ini indah luar biasa. Kami harap ini bisa kita pertahankan sampai anak-anak kami dan cucu-cucu kami,” harapnya.
Sementara itu, Camat Ngargoyoso, Wahyu Agus Pramono, mengatakan keharmonisan di Dusun Jlono patut menjadi contoh bagi desa-desa lain di Ngargoyoso, bahkan desa-desa di kecamatan lainnya. “Di dusun tersebut kerukunan antar-umat beragama memang sangat kuat dan sudah berlangsung turun-temurun. Ini kami tularkan ke desa-desa lain supaya sama seperti mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Pura dan Masjid Berdampingan, Simbol Kerukunan di Desa Jati Sragen
Desa Kemuning khususnya Dusun Jlono juga telah dinobatkan sebagai Kampung Pancasila dengan kekuatan utama pada kerukunan antar-umat beragama.“Pada 28 Maret lalu di Karanganyar diluncurkan Kampung Pancasila. Di Ngargoyoso ini kemuning menjadi desa pertama yang diluncurkan, dengan pusat utamanya di Dusun Jlono dengan kerukunan antar-umat beragamanya,” imbuh Camat.