Boyolali (Esposin)--Kalangan DPRD Boyolali menyayangkan pembangunan sejumlah jembatan di Selo. Pasalnya, dari hasil sidak yang dilakukan Komisi III DPRD mendapati pembangunan proyek jembatan itu tidak maksimal.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
“Megaproyek yang didanai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini terkesan asal-asalan. Hal ini sangat disayangkan. Padahal perbaikan jembatan ini mutlak diperlukan karena merupakan akses vital bagi masyarakat,” tutur Wakil Ketua Komisi III DPRD Boyolali, Agung Supardi saat ditemui wartawan di sela-sela sidak ke Jembatan Juweh, Selo, Selasa (8/11/2011).
Agung menambahkan seharusnya pihak rekanan proyek maupun penanggung jawab bisa lebih maksimal. Pasalnya, rekanan diuntungkan karena beberapa material mudah didapat. Antara lain, batu serta pasir. Mereka tinggal menguatkan besi dan semen saja.
Dari hasil sidak di lapangan, Agung berpendapat talut yang dibangun di Jembatan Juweh sekadarnya saja. Pancak atau biasa disebut dengan bokong Semar bagian talut seharusnya dilengkapi dengan besi. Tidak hanya mengandalkan batu lantas dicor.
“Rekanan supaya lebih maksimal membangun talut maupun pondasi jembatan-jembatan lain. Sebab, jembatan di Selo ini akses vital bagi warga. Selain itu, aliran kali di lereng Merapi ini riskan tergerus material Merapi seperti lahar dingin,” tambah anggota Komisi III DPRD Boyolali, Setiyono.
Sementara itu, pengawas rekanan proyek dari PT Waskita Karya, Haryono menyatakan berjanji akan memaksimalkan pembangunan proyek ini.
(rid)