Esposin, BOYOLALI — Belasan warga Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, yang tergabung dalam Komunitas Remaja Muslim Peduli Umat (KRMPU) menggelar unjuk rasa di halaman balai desa setempat, Selasa (21/11/2017).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Aksi tersebut digelar sebagai wujud keprihatinan atas rendahnya nilai Agama dan Pancasila yang diperoleh para peserta seleksi perangkat desa (perdes) setempat, yakni berkisar pada angka 20 (skala 100). Mereka juga menuntut transparansi hasil penilaian ujian tertulis.
Ketua KRMPU M. Ihsan dalam orasinya mengatakan, aksi tersebut tidak diikuti satu pun peserta seleksi perdes. “Aksi ini hanya keprihatinan atas nilai yang sangat rendah untuk mata ujian agama dan Pancasila,” kata dia di sela-sela aksi. (baca: Gelombang Aksi Protes Hasil Seleksi Perangkat Desa Meluas di Sejumlah Kecamatan)
Sementara itu, aksi yang dimulai dengan short march dari lapangan desa hingga balai desa juga diisi dengan salat gaib. Saat di tengah pembacaan teks orasi, hujan turun sangat deras. Meski demikian, peserta tetap bergeming mengikuti aksi hingga usai.
Aksi yang berjalan damai tanpa ekses tersebut dijaga puluhan aparat kepolisisn dan TNI dari Polres dan Kodim Boyolali.
Kepala Desa Cabeankunti, Harsiti mengatakan pihaknya memberikan rekomendasi kepada semua peserta. “Pelamar semua saya rekomendasi, semua warga [kedudukannya] sama. Tapi nilai tertinggi itu lah yang jadi [perdes],” kata dia singkat kepada wartawan,
Camat Cepogo, Agus Darmawan, yang juga memantau jalannya aksi mengatakan, tahapan perdes sudah selesai. Jika ada peserta seleksi yang merasa keberatan atau tidak puas merasa janggal dengan nilai hasil seleksi, pihaknya mempersilakan untuk membuat surat permohonan secara pribadi kepada Bupati Seno Samodro untuk melihatnya.