Esposin, SOLO — Dua bulan terakhir, pencinta tanaman hias dan pebisnis spekulatif komoditas itu kembali dilanda demam jenmanii. Harian Umum Solopos, Senin (8/7/2013), menjadwalkan pemuatan ulasan tema tersebut dalam rubrik Laporan Khusus.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Mengutip penjelasan sejumlah pebisnis tanaman hias Anthurium seperti Ispitri di Tasikmadu, pencinta Anthurium seperti Andriyana Irawan di Karanganyar serta Koordinator Wilayah Petani Anthurium Tawangmangu Wagimin, Laporan Khusus Solopos kali ini bukan hanya memaparkan varian favorit Anthurium Jenmanii terbaru. Prospek bisnis tanaman hias ini juga disinggung.
“Prediksi kami, jenmani bakal booming lagi mulai 2014 nanti. Sekarang saja, harganya sudah mulai merangkak terus,” ungkap Ispitri yang rumahnya di Tasikmadu dipenuhi ratusan pot tanaman hias yang berhabitat asli di Benua Amerika itu.
Bukan isapan jempol. Belakangan ini, memang digelar lagi kontes keelokan jenmanii dan pemilihan perempuan jelita sebagai duta jenmanii. Tanaman hias itu bahkan sempat diarak keliling daerah sehingga terlihat menonjol di tengah aktivitas warga.
Sejumlah pebisnis dan pelaku budi daya tanaman hias itu juga kerap mem-posting komoditas perdagangan tersebut di Internet. Tambah lagi, aksi pencurian tanaman hias jenis ini juga mulai kerap dimuat media massa.
Lalu bagaimana pendapat Suharno, pakar Ekonomi dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo yang sempat mengamati fenomena keberhasilan para petani dan pebisnis Jenmanii beberapa waktu lalu? Bagaimana pula kesaksian sejumlah warga atas kehancuran ekonomi sejumlah rumah tangga pada era 2006-2007 silam akibat salah urus bisnis tanaman hias itu?
Tentu saja pembaca setia Harian Umum Solopos masih harus sabar menanti hingga Senin nanti demi menyimak ulasan tersebut. Pengakses setia Esposin bisa pula turut membaca ulasan wartawan Solopos itu dengan membuka http://epaper.espos.id/.