Pada 2019 lalu, terjadi 59 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan dua orang meninggal dunia di Wonogiri. Jumlah itu meningkat dibanding kasus pada 2018 sebesar 21 kasus. Sedangkan, jumlah korban meninggal dunia turun dari tiga orang pada 2018 menjadi dua orang.
Wajib Tahu Ini Plus Minus Homeschooling untuk Anak
“Masyarakat jangan terlena dengan virus corona. Tapi di sekitar kita masih ada DB yang harus diwaspadai juga,” kata Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri, Adhi Dharma, kepada wartawan, Kamis (6/2/2020).Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Adhi Dharma menjelaskan, pada Januari 2020 ada 21 kasus DB di Wonogiri yang terdiri atas 20 kasus DB dan satu orang tertular DBD. Sebaran penyakit ini ditemukan di beberapa kecamatan meliputi Selogiri, Manyaran, Puhpelem, Wonogiri, Tirtomoyo, Nguntoronadi, hingga Eromoko.
Syahdu! Verawati Istri Bupati Jekek Curhat LDR Wonogiri-Jogja di Solopos
“Hingga kini belum ada laporan terkait warga yang meninggal dunia akibat tertular penyakit ini,” terang Adhi Dharma.Oleh sebab itu, masyarakat Wonogiri kepada masyarakat agar tetap waspada. Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. PSN juga dibarengkan dengan pemberian larvasida. Jika ditemukan kasus DBD baru dilakukan penyemprotan.
Bikin dan Perpanjang SIM di Solo, Wajib Ikut Psikotes
Tak hanya itu, Dinkes Wonogiri juga bersurat kepada Puskesmas agar menginisiasi gerakan PSN serentak. Sebab, puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada Januari 2020.“Kasus DB/DBD ini bisa menyerang siapa saja termasuk bayi dan anak-anak. Kita semua harus waspada dan tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” imbau Adhi Dharma.